Aksi Begal di Aceh Tamiang

Kawanan Begal ‘Ngetem’ di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit di Aceh Tamiang

“Mulai dari simpang Mopoli sampai Simpangkiri, sepanjang jalan itu gelap dan sunyi,” kata Yanti (32) warga Simpangkiri, Kecamatan Tenggulun,

|
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
Serambi Indonesia
JALANAN SEPI - Kondisi jalan menuju Simpangkiri, Tenggulun, Aceh Tamiang terlihat sepi karena membelah HGU perkebunan kelapa sawit. Masyarakat meminta pemerintah memasang penerangan jalan untuk mencegah aksi begal. 

“Mulai dari simpang Mopoli sampai Simpangkiri, sepanjang jalan itu gelap dan sunyi,” kata Yanti (32) warga Simpangkiri, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, Senin (10/11/2025).

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sejumlah masyarakat di kawasan hulu Aceh Tamiang merasa diteror atas keberadaan kawanan begal.

Komplotan ini acap kali beraksi pada malam hari dengan memanfaatkan suasana jalan yang gelap dan sunyi.

“Mulai dari simpang Mopoli sampai Simpangkiri, sepanjang jalan itu gelap dan sunyi,” kata Yanti (32) warga Simpangkiri, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, Senin (10/11/2025).

Yanti merupakan pemilik akun media sosial @JelitaAcc yang memposting aksi pembegalan pada Sabtu (8/11/2025) malam kemarin.

Berdasarkan kejadian yang dirasakannya sendiri, pelaku sebanyak dua orang berboncengan sepeda motor.

“Nggak tahu jenisnya, tapi yang jelas kereta (sepeda motor) besar,” kata Yanti ketika ditemui di toko ponsel sekaligus kediamannya di Simpangkiri, Senin (10/11/2025).

Kejadian nahas itu terjadi ketika Yanti bersama keponakannya baru berbelanja keperluan tokonya di Kota Kualasimpang.

Ketika memasuki kawasan berbukit, sepeda motor yang dikemudikannya didekati oleh pria tak dikenal.

Yanti merasa yakin kedua pria yang mendekatinya merupakan begal, sehingga dia langsung tancap gas melarikan diri.

Kecurigaan ini didukung beberapa alasan, misalnya sejumlah orang pernah menjadi korban begal di kawasan itu, kemudian reaksi pelaku yang semakin tancap gas mengejar Yanti.

“Memang dikejar, kalau tidak ada mobil lewat, kami pasti sudah ditangkap mereka,” kata Yanti.

Yanti mengaku masih trauma atas kejadian itu.

Di sisi lain untuk sementara dia dilarang oleh suaminya untuk berkendara sendirian.

“Mau siang atau malam, saya dilarang sama suami,” ucapnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved