Banda Aceh

Mahasiswa Psikologi USK Ikut Simulasi Disaster Day, Terapkan Psychological First Aid Saat Bencana

Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala (USK) turut berpartisipasi dalam kegiatan simulasi Disaster Day, sebuah agenda...

Editor: Eddy Fitriadi
For Serambinews.com
SIMULASI - Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala (USK) turut berpartisipasi dalam kegiatan simulasi Disaster Day, Minggu (9/11/2025) di kampus USK. 

 

Ringkasan Berita:
  • Mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala (USK) berpartisipasi dalam simulasi Disaster Day, kegiatan lintas profesi di bidang kesehatan yang mengangkat skenario banjir bandang.
  • Mereka menerapkan Psychological First Aid (PFA) untuk memberikan dukungan psikologis awal bagi penyintas bencana, melatih empati dan ketenangan dalam situasi darurat.
  • Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran aplikatif yang menumbuhkan nilai kemanusiaan, kolaborasi antarprofesi, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala (USK) turut berpartisipasi dalam kegiatan simulasi Disaster Day, sebuah agenda pembelajaran lintas profesi (interprofessional education) yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu kesehatan, yaitu kedokteran umum, kedokteran gigi, keperawatan, farmasi, dan psikologi. 

Sebagai bagian dari praktikum mata kuliah Psikologi Bencana, kegiatan Disaster Day menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan teori ke dalam konteks lapangan. Mahasiswa tidak hanya belajar mengenali dampak psikologis bencana, tetapi juga berlatih berinteraksi langsung dalam situasi yang menyerupai kondisi darurat nyata.

Kegiatan yang berlangsung di area Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Minggu (9/11/2025) ini menjadi sarana pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana, sekaligus wadah kolaborasi antarprofesi dalam memberikan pelayanan dan pendampingan kepada korban bencana. Dalam simulasi yang mengangkat skenario banjir bandang, mahasiswa Psikologi berperan aktif dalam memberikan dukungan psikologis awal kepada para penyintas dengan menerapkan teknik Psychological First Aid (PFA). 

PFA merupakan bentuk pertolongan pertama psikologis yang bertujuan membantu individu agar merasa aman, tenang, dan didukung secara emosional di tengah situasi krisis. Dalam praktiknya, mahasiswa Psikologi belajar untuk hadir secara empatik, menenangkan korban, mendengarkan secara aktif, serta membantu mereka menata kembali perasaan dan kebutuhan pascabencana.

“Simulasi Disaster Day menjadi ruang pembelajaran aplikatif bagi mahasiswa psikologi untuk menerapkan Psychological First Aid (PFA) secara langsung. Melalui pengalaman ini, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengasah sensitivitas terhadap respons emosional korban, mempraktikkan dukungan awal yang membantu korban merasa lebih aman, tenang, dan percaya diri secara psikologis, serta belajar berkoordinasi lintas profesi dalam situasi darurat,” ujar Zaujatul Amna, S.Psi., M.Sc., yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Psikologi Bencana sekaligus penanggung jawab kegiatan dari Program Studi Psikologi USK.

Selain menjadi ajang penerapan teori, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana pembelajaran lapangan yang menanamkan nilai empati, kolaborasi, dan ketangguhan mental. Mahasiswa dilatih untuk bekerja di bawah tekanan, berkomunikasi efektif dengan tim medis, serta memberikan dukungan emosional dalam situasi yang penuh ketidakpastian. 

Suasana lapangan yang dirancang sedemikian rupa menyerupai kondisi bencana membuat mahasiswa benar-benar merasakan atmosfer penanganan bencana. Dalam proses tersebut, mahasiswa tidak hanya belajar memahami reaksi psikologis korban, tetapi juga mengasah kemampuan untuk tetap tenang dan fokus saat memberikan bantuan.

Baca juga: FT-USK Sukses Gelar ICECME 2025, Dorong Kolaborasi Riset Global untuk Masa Depan Berkelanjutan

Fadilah Amanda Putri, mahasiswa yang merupakan koordinator lapangan Disaster Day menyampaikan bahwa pengalaman tersebut memberikan pemahaman baru tentang makna kemanusiaan dan peran psikologi dalam konteks kebencanaan.

“Kami belajar bahwa dalam situasi bencana, peran tenaga kesehatan mental sangat krusial dalam menjaga ketenangan korban. Melalui simulasi ini, saya menyadari pentingnya kehadiran untuk mendengarkan dengan empati, bukan sekadar memberi solusi. Ini benar-benar pengalaman yang membuka wawasan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai calon psikolog,” ujarnya.

Melalui pelaksanaan Disaster Day, mahasiswa Psikologi USK diharapkan dapat semakin siap menghadapi situasi bencana dengan pendekatan holistik, yang menggabungkan pengetahuan akademik, keterampilan praktis, dan empati kemanusiaan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Universitas Syiah Kuala dalam mencetak generasi muda yang tangguh, berempati, dan siap menjadi bagian dari garda terdepan penanggulangan bencana di Indonesia. 

“Kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab bersama. Dan bagi mahasiswa Psikologi, kesiapsiagaan berarti hadir tidak hanya untuk menyelamatkan tubuh, tetapi juga untuk memulihkan jiwa,” tutup Zaujatul Amna.(rel/*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved