Berita Pidie

Ruang Jiwa RSUD TCD Butuh Isolasi dan Sarana Olahraga, Upaya Penyembuhan Pasien

“Ya saat ini ruang jiwa ini (psikiatri) memang diarahkan menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien dengan fase akut,

Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/HO 
FOTO BERSAMA - Foto bersama dokter dan perawat di depan Ruang Psikiatri Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli, beberapa waktu lalu. 

“Ya saat ini ruang jiwa ini (psikiatri) memang diarahkan menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien dengan fase akut,


SERAMBINES.COM,SIGLI - Sedikitnya 25 bed (tempat tidur) dapat dilayani di ruang jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro (RSUD TCD) Sigli, Pidie.

Sementara itu, masih dibutuhkan ruang isolasi dan sarana olahraga untuk membantu kesembuhan pasien dirawat di rumah sakit tersebut.

Hingga kini pasien jiwa ini dirawat di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri ruang tempat penyembuhan dan bagi penderita gangguan jiwa akut di Kabupaten Pidie.

Unit ini berdiri sejak tahun 2012 dan di bawah pembinaan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Aceh, RSUD TCD Pidie menjadi salah satu rumah sakit daerah dengan layanan kejiwaan lengkap di Pidie. 

“Ya saat ini ruang jiwa ini (psikiatri) memang diarahkan menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien dengan fase akut,” kata  dr Khairiadi, Sp.KJ, didampingi dr. Erlina Yulia, Sp.KJ (M.Ked), dua dokter spesialis kejiwaan beberapa Waktu lalu.

Disebutkan, berbagai kasus psikiatri, mulai dari skizofrenia berat hingga gangguan kecemasan akut. 

Baca juga: Gandeng RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, Polres Pidie Gelar Donor Darah

Sementara itu, pelayanan pasien di sana juga dibantu 35 tenaga perawat, terdiri atas 17 perawat ruangan, 2 perawat poli, 2 staf administrasi, 3 petugas kartu pasien, dan 3 tenaga farmasi di depo obat. 

Setiap hari, rata-rata 60 pasien datang berobat ke poliklinik jiwa, menjadikan unit ini salah satu yang tersibuk di kawasan tersebut.

Unit pelayanan intensif psikiatri ini mampu menampung hingga 25 pasien rawat inap dengan kondisi akut. Saat ini terdapat 19 pasien yang sedang menjalani perawatan. Untuk pasien dengan gangguan ringan hingga menengah—seperti kecemasan berlebih atau depresi, disediakan ruang neurotik dengan delapan kamar perawatan.

“Sebetulnya kapasitas sebenarnya sudah cukup memadai, hanya saja perlu ditambah sarana olahraga dan ruang isolasi,” kata dr. Khairiadi,

Paling mendesak adalah pembangunan dua ruang isolasi tambahan, yang sangat penting bagi penanganan pasien dengan gejala agresif atau risiko kekerasan diri.

Menurutnya, olahraga, kegiatan berkebun, dan keterampilan sederhana menjadi bagian dari program terapi harian. 

Tidak hanya aktivitas fisik, pasien juga mendapatkan terapi sosial berupa pelatihan kemandirian. Beberapa pasien yang kondisinya membaik mulai dilibatkan dalam kegiatan kebersihan ruangan dan dapur, sebagai bagian dari reintegrasi sosial.

Selain itu, kendala lain dihadapi setelah pasien sembuh setelah pulang danya tingkat kekambuhan tinggi karena si pasien tidak minum obat secara teratur.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved