Viral Lokal

Adnan Batam Klarifikasi Soal Peusijuek ‘Tongkat Pengobatan’ di Masjid Raya: Bukan Dipuja, Hanya Adat

Ia menegaskan, dalam Islam tidak ada dalil yang secara khusus melarang atau membolehkan peusijuek terhadap sebuah benda, termasuk tongkat kayu.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/TIKTOK
Pemilik ‘tongkat pengobatan’, Adnan Batam, memberikan klarifikasi terkait aksinya melakukan peusijuek atau tepung tawar terhadap tongkat miliknya di dalam Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. 

Adnan Batam Klarifikasi Soal Peusijuek ‘Tongkat Pengobatan’ di Masjid Raya: Bukan Dipuja, Hanya Adat

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pemilik ‘tongkat pengobatan’, Adnan Batam, memberikan klarifikasi terkait aksinya melakukan peusijuek atau tepung tawar terhadap tongkat miliknya di dalam Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Melalui tayangan video di akun TikTok @adenanbatam yang dilihat Serambinews.com, Selasa (11/11/2025), Adnan menjelaskan bahwa tindakannya semata-mata dilakukan untuk memperkenalkan adat Aceh kepada para pasien dan masyarakat luas, bukan sebagai bentuk pemujaan terhadap benda tersebut.

“Ini bagian dari pengobatan dan merupakan niat saya. Jadi saya cuma mau menunjukkan adat saja,” ujar Adnan.

Ia menegaskan, dalam Islam tidak ada dalil yang secara khusus melarang atau membolehkan peusijuek terhadap sebuah benda, termasuk tongkat kayu yang digunakannya. 

“Cuma adat lokal saja. Saya pakai kupiah (peci) Aceh agar orang tahu bahwa peusijuek ini untuk mendinginkan, bukan untuk memuja tongkat di masjid,” tambahnya.

Baca juga: Pengelola Masjid Raya Baiturrahman Tidak Tahu Ada Aktivitas Peusijuek ‘Tongkat Pengobatan’

Menurut Adnan, tradisi peusijuek biasa dilakukan oleh masyarakat Aceh sebagai bentuk memuliakan tamu dan doa kesejukan, termasuk bagi seseorang yang baru pulang dari perjalanan jauh. 

“Makanya saya taburkan beras dan tepung tawar agar sejuk dan nyaman saat kembali ke tempat asal, bukan saya puja tongkat itu di dalam masjid,” jelasnya.

Lebih lanjut, Adnan menegaskan bahwa tongkat kayu miliknya bukan benda sakti dan tidak memiliki kekuatan khusus. 

Ia juga menyatakan telah berhenti mengobati pasien perempuan yang bukan mahram setelah prosesi peusijuek dilakukan.

“Perempuan yang bukan muhrim sudah tidak saya obati lagi karena sudah saya peusijuek. Informasi yang menyebut tongkat ini sakti dan keramat itu tidak benar,” tegasnya.

“Saya tegaskan lagi, tongkat saya ini tidak sakti dan jangan dilebih-lebihkan,” tutup Adnan.

Sempat Bikin Heboh

Sebelumnya, jagat media sosial di Aceh dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang diduga memperlihatkan ritual peusijuek terhadap sebuah tongkat kayu di dalam Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. 

Video berdurasi 2 menit 27 detik itu memicu perdebatan di kalangan warganet karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Tongkat tersebut diduga ‘disakralkan’ karena diyakini sebagai tongkat untuk pengobatan atau tongkat kesehatan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved