Ekspedisi

Menelusuri Sungai Singkil, Mencari Sisa-sisa Peradaban Masa Lampau 

Deru mesin mendorong laju kapal kayu tradisional membelah sungai Singkil, Kamis (13/11/2025) pukul 10.00 WIB.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
ABADIKAN MOMEN - Tim Ekspedisi Sungai Singkil, mengabadikan momen saat mulai berangkat dari Kampung Teluk Rumbia, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (13/11/2025). 

Semua komoditas itu dibawa melalui sungai untuk dijual ke kapal-kapal asing yang menunggu di pelabuhan Singkil. 

Perjalan tim Ekspedisi Sungai Singkil, dimulai dari Kampong Teluk Rumbia. Sampai di Kampong Pemuka Lama, belok kiri masuk ke sungai Lae Soraya. 

Pemuka Lama, merupakan lokasi pertemuan antara dua sungai besar yang bermuara di laut Singkil. 

Ke kanan merupakan sungai Lae Cinendang seterusnya tembus ke Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil.

Sedangkan ke kiri sungai Lae Soraya, yang selanjutnya tembus ke Kota Subulussalam.

Tujuan tim Ekspedisi Sungai Singkil, adalah menelusuri sungai Lae Soraya hingga ke Oboh, Kecamatan Rundeng. 

Sekitar satu jam perjalan buaya yang sedang berjemur di pinggir sungai menjadi atraksi penghibur. Sayang tak berlangsung lama, deru mesin kapal mengejutkan buaya sehingga masuk ke sungai. 

Sampai di sekitar Kampung Pemuka Lama, giliran lampung yang jadi atraksi. Lampung merupakan rumah terapung yang pada masa kejayaannya memiliki peran penting dalam melayani penumpang.

Mulai dari tempat menginap, rumah makan, pasar, sandaran boat atau kapal dan mengisi bahan bakar minyak. 

Namun lampung yang ada di Pemuka Lama, dibangun pemiliknya untuk mengenang masa lalu sekaligus jadi tempat tinggal menjaga kebun. 

Perjalan hari pertama Ekspedisi Sungai Singkil 

Pemandangan berikutnya adalah tumbuhan liar di sepanjang sungai. Sesekali perkebunan sawit milik warga terlihat ditanam hingga dekat ke pinggir sungai. 

Perjalan hari pertama Ekspedisi Sungai Singkil dijadwalkan sampai ke Lentong, Kecamatan Kota Bahru, Aceh Singkil

Dari Teluk Rumbia, ke Lentong, diperkirakan ditempuh selama enam jam perjalanan. 

Sudah empat jam kapal kayu yang dinakhodai Sahyadi mengarungi sungai. Perjalan baru sampai ke kawasan Muara Pea, Kecamatan Kota Baharu.

"Muar Pea ini, merupakan kampung lama. Penduduknya sudah sebagian pindah ke Singkil Utara," kata Wanhar Lingga pegiat budaya yang ikut dalam Ekspedisi Sungai Singkil.

Jika tak ada aral melintang, sekitar dua jam lagi tiba di Lentong, sebagai titik peristirahatan ekspedisi sungai Singkil, hari pertama sebelum melanjutkan ekspedisi hingga Kota Subulussalam.

Walau perjalan berjam-jam di sungai. Namun tak terasa bosan, tentu saja pemandangan serta suasana di dalam kapal kayu serasa kembali ke peradaban tempo dulu.(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved