Kisah Inspiratif

Profil Dr Andika, dari Kampung Memimpin Pramuka Pesantren Aceh

Pentolan pramuka yang akrab disapa Ustadz Andika Cibro ini menyelesaikan studi doktoralnya melalui penelitian kritis

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Dr Andika Novriadi Cibro, MAg 
Ringkasan Berita:
  • Kisah dan sosok Dr Andika Novriadi Cibro, MAg.
  • Pentolan pramuka yang akrab disapa Ustadz Andika Cibro ini menyelesaikan studi doktoralnya melalui penelitian kritis dan inovatif
  • Sosok Andika berhasil membawa kepramukaan pesantren berpartisipasi dalam kegiatan internasional.

 

Pentolan pramuka yang akrab disapa Ustadz Andika Cibro ini menyelesaikan studi doktoralnya melalui penelitian kritis 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Lahir di kampung, tak menghalangi seseorang meraih prestasi akademik dan mengharumkan nama Aceh. 

Setidaknya itulah yang dibuktikan Dr Andika Novriadi Cibro, MAg. 

Dalam bidang akademik putra kelahiran Siompin, sebuah kampung di Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Aceh Singkil, baru saja meriah prestasi membanggakan.

Ia meraih predikat cumlaude kategori wisudawan terpuji pada Wisuda Angkatan 87 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan pada 18 November 2025.

Pentolan pramuka yang akrab disapa Ustadz Andika Cibro ini menyelesaikan studi doktoralnya melalui penelitian kritis dan inovatif tentang transformasi pendidikan karakter di pesantren. 

Dalam disertasinya, Andika merumuskan substansi Qanun Aceh Nomor 9 tentang Pendidikan Dayah ke dalam program kepramukaan pesantren. 

Melalui metode research and development (R&D), dirinya menghasilkan produk digital aplikatif yang dapat digunakan pesantren sebagai rujukan penguatan karakter santri.

Pada sidang promosi doktor, 14 Agustus 2025 lalu sukses mempertahankan temuannya di hadapan para penguji. 

Sehingga mendapat apresiasi tinggi dari Ketua Sidang Prof Dr Azhari Akmal, MA, Wakil Rektor I Bidang Akademik UINSU. 

Tak hanya itu, ucapan selamat yang terpampang pada deretan papan bunga memenuhi halaman kampus pascasarjana UINSU Medan, termasuk di antaranya dari Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. 

Sebagai seorang pramuka sejati dan pimpinan pesantren proses sidang turut dihadiri perwakilan Kwartir Pramuka Aceh dan Sumatera Utara, pimpinan pesantren, sejumlah instansi pemerintah dan wakil rakyat.

Sosoknya

Ustadz Andika Cibro lahir di Siompin, Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Aceh Singkil pada 27 November 1991.

Menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Siompin tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Arafah Raya, Sumatera Utara, hingga menyelesaikan jenjang MTs dan MA pada tahun 2009.

Usai menamatkan pendidikan pesantren merantau ke Banda Aceh untuk melanjutkan studi sarjana di UIN Ar-Raniry. 

Kemudian meraih gelar magister Ilmu Agama Islam dan pada tahun 2018 didapuk menjadi dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan UIN Ar-Raniry.

Pada saat yang sama aktif menjadi guru dan pengasuh pesantren, hingga kemudian dikenal sejak memimpin organisasi kepramukaan pesantren Aceh.

Pramuka dan pesantren adalah dua identitas yang membentuk karakter kepemimpinan dan jalur pengabdian Andika. 

Pada dunia pramuka, ia menahkodai Satuan Komunitas Gerakan Pramuka Pesantren (GPP) Aceh di bawah Kwartir Daerah Aceh.

Di bawah kepemimpinannya menggelar event besar lintas kabupaten hingga antarprovinsi. 

Bahkan, ia berhasil membawa kepramukaan pesantren berpartisipasi dalam kegiatan internasional.

Kiprah tersebut memperluas relasinya dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, kepolisian, kemiliteran, serta tokoh-tokoh berpengaruh di Aceh.

Dalam banyak agenda resmi, Andika kerap tampil berdampingan dengan Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf alias Mualem.

Sebagai orang pesantren, tentu  membuatnya dekat dengan ulama, pimpinan dayah, akademisi dan tokoh-tokoh berpengaruh di Aceh.

Kombinasi pengalaman di dua dunia ini menjadi kekuatan unik yang jarang dimiliki putra daerah dari wilayah perbatasan Aceh Singkil.

Setelah malang melintang di perantauan Andika kembali dan menetap di Aceh Singkil. Hal itu tidak terlepas dari peran Haji Rasyid Bancin (HRB) Wali Kota Subulussalam saat ini. 

HRB sejak lama mengikuti dan mengamati pergerakan Ustadz Andika Cibro di kancah provinsi. 

Pemikiran, gagasan, serta relasi Ustadz Andika yang merambah luas dan mendapat pengakuan publik menurut HRB adalah fenomena langka bagi seorang putra daerah Aceh Singkil.

HRB meyakini bahwa sosok seperti Ustadz Andika sangat dibutuhkan untuk mendorong kemajuan pendidikan Islam di Aceh Singkil dan sekitarnya. 

Andika bukan hanya memiliki kapasitas keilmuan, melainkan pada kecakapannya yang kerap tampil dalam ruang-ruang diskusi bersama politisi dan para pemimpin pemerintahan. 

Hal ini mempertegas bahwa ia memiliki pemahaman dan dedikasi yang matang dalam dinamika kepemimpinan dan politik daerah.

Keputusan HRB memulangkan sang putra daerah untuk memimpin pesantren Darur Rasyid Silatong, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, terbukti tidak keliru. 

Dalam dua tahun, pesantren tersebut telah menampung ratusan santri, menyabet berbagai prestasi tingkat kabupaten dan provinsi, serta meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA). 

Di bawah kepemimpinan Ustadz Andika, pondok pesantren Darur Rasyid tumbuh menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang  fenomenal di Aceh Singkil dikenal karena kedisiplinan, prestasi, program pembinaan karakter, serta relasi kuatnya dengan banyak pihak.

Selain memimpin pesantren, kiprah akademisnya terus berlanjut, Andika dipercaya menjadi dosen di STAI Syekh Abdur Rauf (STAISAR) Aceh Singkil dan dinobatkan menjadi ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

Menetap di Desa Silatong tidak membuat kiprahnya meredup. Berbagai program yang digagasnya menarik perhatian pimpinan daerah, pejabat provinsi, hingga tokoh-tokoh Aceh. 

Pesantren Darur Rasyid berkembang menjadi pusat kegiatan pendidikan sosial dan kepramukaan.

Di tengah kesibukan, Andika tetap piawai memimpin organisasi pramuka pesantren tingkat provinsi dan aktif diberbagai diskusi ilmiah dan keagamaan.

Andika juga masih sempat menimba ilmu ke jenjang doktoral di UINSU Medan.

Berdasarkan penilaian Wali Kota Subulussalam Haji Rasyid Bancin (HRB), Ustadz Andika sebagai sosok pemikir matang, visioner dan solutif.

"Ia tidak memulai sebelum mematangkan konsep. Analisisnya cepat dan ia selalu menemukan solusi yang terkadang belum sempat terpikirkan orang lain,” ujar HRB.

Menurutnya, Ustadz Andika adalah aset berharga bagi Aceh Singkil. Tidak sekedar praktisi pendidikan dan keagamaan yang berpendidikan tinggi, melainkan menguasai teknologi digital seperti desain, editing hingga penulisan narasi. 

Kemampuan public speaking-nya juga dinilai sangat baik bahkan di atas rata-rata.

HRB menyebut, pembawaan Ustadz Andika cenderung proporsional, tertarik pada banyak hal bahkan mengulik secara mendalam untuk dipelajari.

Namun selalu membawa diskusi secara santun dan tidak menggurui. Hal itu menjadikannya disenangi banyak orang dan suka berdiskusi berlama-lama dengannya.

Peran Ustadz Andika dalam pendidikan tercermin dari langkah-langkah besar yang dilakukannya. 

Selain mengelola pondok pesantren Darur Rasyid, menahkodai langsung unit pendidikan SMP dan SMA lalu menyerahkan kepemimpinannya kepada generasi penerus setelah sistem berjalan baik.

Memimpin puluhan guru dan tenaga pengasuh, ia selalu berpatri pada dirinya yang siap dijadikan contoh untuk mengajarkan sembari mengarahkan.

Bahakan di sela kesibukannya tetap produktif menulis karya ilmiah dan publikasi jurnal. 

Dirinya juga berperan besar dalam pendirian STIT Daarurrahmah Sepadan di Kota Subulussalam, yang resmi beroperasi pada september 2025.

Predikat Cumlaude dalam program doktoral menjadi bukti ketekunan dan dedikasi Ustadz Andika dalam pendidikan. 

Keberhasilannya bukan hanya kebanggaan keluarga dan Aceh Singkil, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda.

Dengan jaringan luas, dedikasi akademik, kepemimpinan yang kuat, dan pengaruh di berbagai sektor, Ustadz Andika kini berdiri sebagai salah satu putra terbaik Aceh Singkil .

Kontribusinya dirasakan nyata dalam pendidikan, pesantren dan pembangunan SDM daerah. 

Teruslah menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin berjalan di jalan ilmu dan pengabdian.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved