Luar Negeri
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli Resmi Mundur Usai Demo Berdarah Tewaskan 19 Orang
Keputusan itu diambil sehari setelah salah satu aksi demonstrasi paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir menewaskan sedikitnya 19 orang.
Situasi sempat memanas. Para pengunjuk rasa membakar ban, melempari polisi dengan batu, serta mengejar aparat di gang-gang sempit. Asap hitam pekat membubung dari jalanan ibu kota.
Saksi mata menyebut beberapa rumah politikus turut dibakar. Media lokal melaporkan sejumlah menteri bahkan harus dievakuasi dengan helikopter militer.
"Kami masih berdiri di sini untuk masa depan kami. Kami ingin negara ini bebas korupsi sehingga semua orang bisa mengakses pendidikan, rumah sakit, dan fasilitas medis dengan mudah," ujar salah satu pengunjuk rasa, Robin Sreshtha, kepada Reuters TV.
Demonstrasi oleh Gen Z
Penyelenggara aksi menyebut gelombang protes kali ini sebagai demonstrasi oleh Generasi Z atau Gen Z.
Aksi itu dipicu kekecewaan anak muda terhadap pemerintah yang dinilai gagal memberantas korupsi dan memperluas kesempatan ekonomi.
"Protes ini terutama ditujukan melawan korupsi yang merajalela di pemerintahan," tulis seorang pengunjuk rasa dalam surel kepada Reuters yang ditandatangani “Warga Negara Nepal yang Peduli”.
Menurutnya, anak muda geram melihat unggahan-unggaha di media sosial yang memamerkan kehidupan mewah keluarga dan anak-anak politisi serta pejabat yang korup.
Oli mengaku sedih atas kerusuhan yang menurutnya dipicu infiltrasi dari berbagai kepentingan pribadi. Namun, dia belum secara spesifik menanggapi tuntutan publik terkait praktik korupsi.
Oli mulai menjabat kembali pada Juli 2024. Ia merupakan perdana menteri ke-14 Nepal sejak 2008. Dua menteri di kabinetnya memilih mundur pada Senin malam dengan alasan moral.
Desakan Internasional
India, tetangga sekaligus negara tujuan utama pekerja migran Nepal, menyatakan pihaknya kini memantau situasi dengan cermat.
"Sebagai sahabat dan tetangga dekat, kami berharap semua pihak menahan diri dan menyelesaikan masalah melalui cara damai," kata Kementerian Luar Negeri India.
Kedutaan besar Australia, Finlandia, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Inggris, Norwegia, Jerman, dan Amerika Serikat di Nepal mengeluarkan pernyataan bersama.
Mereka menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban dan mendesak semua pihak menahan diri, menghindari eskalasi, serta melindungi hak-hak fundamental warga.
Donald Trump Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Trump Rilis Video Detik-detik Kapal Venezuela Ditembak Militer AS, 11 Penumpang Tewas |
![]() |
---|
Prabowo Tiba di Parade Militer China, Berdiri Sejajar dengan Xi Jinping, Putin hingga Kim Jong Un |
![]() |
---|
Gempa M 6 Guncang Afghanistan, Korban Tewas 622 Orang, Lebih dari 1.500 Terluka |
![]() |
---|
Sosok Robin Westman, Penembak Sekolah Pakai Senjata Bertuliskan 'Bunuh Trump' dan 'Bakar Israel' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.