Berita Nasional

MBG Dikritik karena Menu Junk Food, Ahli Gizi: yang Dibagi dari Lhoknga hingga Papua Adalah Burger

“Saya pengin anak Papua bisa makan ikan kuah asam, anak Sulawesi makan kapurung. Tapi yang dibagi dari Lhoknga sampai Papua adalah burger,” tegasnya.

Editor: Nurul Hayati
Kompas.com
DOKTER TAN - Ahli gizi Dokter Tan Shot Yen disorot usai mengkritik program Makanan Bergizi Gratis (MBG). 

“Saya pengin anak Papua bisa makan ikan kuah asam, anak Sulawesi makan kapurung. Tapi yang dibagi dari Lhoknga sampai Papua adalah burger,” tegasnya.

SERAMBINEWS.COM - Dokter Tan Shot Yen, seorang ahli gizi masyarakat yang dikenal vokal, melontarkan kritik tajam terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah.

Ia menyampaikan pandangannya dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI dan melalui berbagai media.

Berikut poin-poin penting dari kritiknya:

  •  Kritik Utama Dokter Tan terhadap MBG
    Menu MBG Tidak Mencerminkan Pangan Lokal

Ia menyayangkan MBG justru menyajikan burger, spageti, dan chicken katsu, bukan makanan khas Nusantara.

“Saya pengin anak Papua bisa makan ikan kuah asam, anak Sulawesi makan kapurung. Tapi yang dibagi dari Lhoknga sampai Papua adalah burger,” tegasnya.

  •  Bahan Makanan Tidak Sesuai Identitas Bangsa
    Tepung terigu dan gandum tidak tumbuh di Indonesia, tapi jadi bahan utama MBG.
    Susu formula juga dikritik karena 80 persen etnis Melayu intoleran terhadap laktosa, sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan.

Kualitas Daging Olahan Dipertanyakan

Ia menyebut isi burger di daerah sebagai “benda tipis berwarna pink” yang rasanya seperti karton.

“Saya aja nista bilang itu daging olahan, saya enggak tahu itu produk apaan,” ujarnya.

 Ahli gizi Dr. Tan Shot Yen menyentil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

MBG merupakan salah satu program unggulan yang digaungkan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

Program ini dimulai sejak 6 Januari 2025 dengan tujuan memenuhi kebutuhan gizi peserta didik pada jenjang PAUD hingga SMA/SMK dan SLB di seluruh Indonesia untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kompetitif demi mendukung visi “Generasi Emas 2045.”

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, program MBG menuai sejumlah kritik, terlebih dengan munculnya sederet kasus keracunan yang dialami para siswa di sekolah-sekolah di berbagai daerah.

Angka korban kasus keracunan MBG sudah mencapai ribuan. Menu sajian MBG pun tak terlepas dari sorotan.

Masih ada ada elemen yang dikategorikan sebagai junk food atau ultra-processed food (UPF) yang disajikan sebagai menu MBG.

Junk food sendiri merujuk makanan olahan tinggi gula, garam, lemak trans, dan aditif, yang rendah serat/nutrisi alami, sehingga bertentangan dengan tujuan MBG untuk edukasi gizi sehat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved