Konflik Palestina vs Israel

Puluhan Delegasi Tinggalkan Ruang Sidang saat Pidato Netanyahu di PBB: Perang Gaza Belum Selesai

Di dalam ruangan, terdengar sorakan tidak jelas, sementara sebagian audiens tetap bertepuk tangan.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar X
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat 26 September 2025. 

Selain menghadapi isolasi diplomatik, Netanyahu juga berada di bawah tekanan hukum internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Di sisi lain, Mahkamah Internasional (ICJ) tengah menilai gugatan Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida di Gaza, tuduhan yang dibantah keras oleh Israel.

Baca juga: VIDEO Kecam Keras Pernyataan Trump, Prabowo Tegaskan PBB Fondasi Perdamaian

Gaza Membayar Harga Perang

Data terbaru menunjukkan dampak kemanusiaan di Gaza semakin mengkhawatirkan. Serangan udara dan darat Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 65.000 orang Palestina, sebagian besar warga sipil, dan memaksa 90 persen penduduk Gaza mengungsi.

Laporan badan-badan PBB menyebutkan kelaparan kini meluas, dengan ribuan anak-anak menghadapi risiko gizi buruk akut. Rumah sakit hancur, infrastruktur lumpuh, dan bantuan kemanusiaan terhambat masuk ke wilayah yang terkepung.

Dalam sidang khusus Majelis Umum PBB pekan ini, sebagian besar perwakilan negara menyerukan gencatan senjata segera dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza

Meski banyak negara mengecam serangan Hamas pada 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera ratusan orang, sorotan kini lebih banyak tertuju pada krisis kemanusiaan yang tak kunjung reda.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, sekutu utama Israel, juga mulai memberi sinyal pembatasan. Ia menegaskan tidak akan membiarkan Israel menganeksasi Tepi Barat, meski tetap menyatakan dukungan politik kepada Netanyahu.

Sehari sebelum Netanyahu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato secara virtual karena tidak mendapat visa AS. Ia menyambut pengakuan negara Palestina dari sejumlah negara, tetapi menegaskan dunia harus berbuat lebih.

“Waktunya telah tiba bagi komunitas internasional untuk berlaku adil terhadap rakyat Palestina, membantu mereka meraih hak sahnya, bebas dari pendudukan, dan tidak terus menjadi sandera politik Israel,” ujar Abbas.

Abbas menegaskan kembali bahwa solusi dua negara, dengan Palestina merdeka di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza, adalah jalan keluar yang telah lama diakui dunia internasional. Namun, Netanyahu dengan tegas menolak gagasan itu, menyebutnya sebagai hadiah bagi Hamas.

Pidato Netanyahu di PBB kali ini dipandang sebagai momen krusial yang memperlihatkan jurang antara Israel dan mayoritas dunia internasional. 

Sementara Israel menegaskan perang Gaza sebagai upaya mempertahankan diri, korban sipil yang terus bertambah menjadikan isu kemanusiaan sebagai sorotan utama.

Dengan suara-suara yang semakin lantang mendesak gencatan senjata, sorotan dunia kini bukan hanya pada apa yang akan dikatakan Netanyahu, tetapi juga pada nasib jutaan warga Gaza yang masih hidup dalam keterdesakan. 

 

Baca juga: VIDEO - 1.664 Guru Swasta di Bireuen Belum Terdaftar BPJS Ketenagakerjaan

Baca juga: VIDEO Geger! Tank Merkava Hancur di Gaza: Al-Qassam Klaim Serangan Rudal Al-Yassin 105

Baca juga: VIDEO Netanyahu Tak Berani Lewati Langit Prancis saat Hadiri Sidang PBB

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved