Berita Internasional

PM Israel Netanyahu Pidato di PBB, Delegasi Dunia Ramai-ramai Walk Out

Namun suasana sidang sempat tegang ketika puluhan delegasi secara demonstratif bangkit dan meninggalkan ruangan tepat saat Netanyahu mulai...

|
Editor: Nurul Hayati
Tangkap layar X
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat 26 September 2025. 

Netanyahu turut memuji kerja sama dengan Amerika Serikat dalam perang 12 hari melawan Iran pada Juni lalu, termasuk operasi gabungan yang menargetkan fasilitas pengayaan nuklir Teheran. 

Ia menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai mitra penting dalam menekan ambisi nuklir Iran dan mendesak Dewan Keamanan PBB memberlakukan kembali sanksi snapback.

Kode QR dan Pesan untuk Tawanan

Dalam upaya diplomasi publik yang tak biasa, Pemimpin Israel itu mengenakan kode QR besar di kerah bajunya dan meminta hadirin untuk memindainya. 

Kode tersebut diklaim berisi laporan Israel tentang serangan 7 Oktober.

"Anda lihat pin besar ini. Itu kode QR. Saya minta Anda angkat ponsel, perbesar, dan Anda juga akan melihat mengapa kita berjuang dan mengapa kita harus menang. Semuanya ada di sini," katanya.

Netanyahu berulang kali menggunakan serangan 7 Oktober (yang menewaskan setidaknya 1.139 orang) sebagai pembenaran untuk melanjutkan perang di Gaza, yang kini telah menewaskan setidaknya 65.502 warga Palestina.

Di tengah kritik dari keluarga sandera, Netanyahu juga berbicara langsung kepada para tawanan, menjanjikan pembebasan mereka. 

"Ini Perdana Menteri Netanyahu yang berbicara kepada Anda. Langsung dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami tidak melupakan Anda, sedetik pun. Rakyat Israel bersama Anda. Kami tidak akan goyah dan tidak akan beristirahat sampai kami membawa Anda semua pulang," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.

Pidato Netanyahu ini dipancarkan melalui pengeras suara di perbatasan Gaza, di tengah kabar bahwa hingga kini korban tewas akibat operasi Israel di wilayah tersebut telah melampaui 65 ribu orang. 

Keluarga para sandera pun mengkritik kegagalan pemerintah Israel mencapai kesepakatan pembebasan, sementara masyarakat internasional terus menuntut gencatan senjata.

Menghindari Penangkapan

Kedatangannya ke New York sendiri diwarnai kontroversi. 

Pesawat resmi Netanyahu menghindari wilayah udara Prancis dan Spanyol meski sudah mendapat izin melintas karena kedua negara adalah anggota ICC yang dapat mengeksekusi surat perintah penangkapan yang dikeluarkan pada November 2024 atas dugaan kejahatan perang di Gaza. 

Ini bukan kali pertama Netanyahu memilih untuk menghindari wilayah Eropa dalam penerbangan luar negerinya sejak surat perintah penangkapan ICC diterbitkan. 

Pada bulan Februari lalu, saat Netanyahu akan berkunjung ke Washington junga memilih rute yang berbeda.

Saat itu, pilot penerbangan Wing of Zion menghindari wilayah udara Yunani, lalu melewati Roma menuju Turin dan Lyon, sebelum akhirnya melintasi Samudra Atlantik.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved