Gempa di Filipina

Gempa 6,9 SR Guncang Cebu, Filipina, Puluhan Orang Tewas, Bangunan Runtuh, Aliran Listrik Lumpuh

Gempa ini menewaskan 22 orang, merobohkan bangunan, memicu kepanikan massal hingga melumpuhkan aliran listrik di sejumlah kota.

Editor: Amirullah
Foto Tangkapan Layar
Gempa di Filipina - Gempa 6,9 SR Guncang Filipina Tengah 

SERAMBINEWS.COM - Guncangan dahsyat melanda wilayah tengah Filipina pada Selasa (30/9/2025) malam.

Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter itu menewaskan sedikitnya 22 orang, meruntuhkan bangunan, hingga memicu kepanikan massal di Cebu dan sekitarnya.

Dalam hitungan detik, kota-kota padat penduduk berubah menjadi medan darurat: dinding runtuh, listrik padam, dan warga berhamburan menyelamatkan diri.

Gempa terjadi sekitar pukul 10 malam waktu setempat, berpusat di bawah laut dengan kedalaman sekitar 10 kilometer, tepat di sebelah barat kota pesisir Palompon dan dekat kota Bogo di provinsi Cebu, wilayah yang padat penduduk dan rawan gempa.

Filipina disebut sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam, terutama karena negara kepulauan ini berada di atas Cincin Api Pasifik, kawasan dengan aktivitas seismik dan vulkanik tertinggi di dunia.

Hanya dalam hitungan detik, kota-kota yang tenang berubah menjadi medan darurat, dinding runtuh, kabel listrik terputus dan warga berhamburan menyelamatkan diri

Korban jiwa terbanyak tercatat di kota Bogo dan San Remigio.

Menurut pejabat lokal, sedikitnya 14 orang meninggal di Bogo, sementara 6 lainnya, termasuk personal Penjaga Pantai, seorang anak kecil dan seorang petugas pemadam kebakaran, tewas di Remigio.

Baca juga: Listrik di Aceh Masih Berlanjut Padam Hari Ini, PLN Aceh : PLTU Nagan 3 Gagal Singkron ke Sistem

Salah satu insiden paling memilukan terjadi saat sebuah kompleks olahraga runtuh saat pertandingan bola basket berlangsung.

Insiden ini menewaskan sejumlah penonton dan personel keamanan.

Richard Gordon, Ketua Palang Merah Filipina, mengatakan lebih dari 60 orang terluka, sebagian besar akibat tertimpa reruntuhan.

“Gempa ini seperti mimpi buruk,” ujar Gordon, dikutip dari CNN.

“Itu datang tiba-tiba, menghancurkan, dan sangat menakutkan," tambahnya.

Kesaksian Warga dan Kerusakan Luas

Martham Pacilan, 25 tahun, warga Bantayan, sedang berada di dekat gereja saat gempa terjadi. 

Ia menggambarkan kepanikan massal saat batu-batu besar jatuh dari bangunan tua. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved