Konflik Palestina vs Israel

Respons Hamas atas Rencana Trump Akhiri Genosida Israel di Gaza

Bagi Hamas, rencana damai Gaza yang digulirkan Trump dan Netanyahu tersebut menimbulkan dilema.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram/Brigade Al-Qassam
BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa tulisan "Neraka Al-Maghazi" merujuk pada tewasnya 21 tentara Israel dalam serangan Al-Qassam pada Januari 2024. Pada Jumat (4/4/2025), pemimpin Hamas Hasan Farhat tewas dalam serangan Israel di Sidon, Lebanon. 

SERAMBINEWS.COM - Rencana damai Gaza yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuai beragam reaksi dari komunitas internasional.

Sejumlah negara besar dan organisasi internasional menyambut baik isi proposal tersebut, sementara Hamas memilih menahan diri dan menyatakan akan mempelajari rencana itu bersama faksi-faksi Palestina lain sebelum memberikan jawaban resmi.

Seorang pejabat senior Hamas yang berbicara kepada Associated Press, Selasa (30/9/2025), menegaskan pihaknya telah menerima dokumen rencana damai dari dua mediator utama, yakni Mesir dan Qatar. 

“Kami akan mulai mempelajarinya hari ini bersama faksi-faksi Palestina lain,” ujarnya.

Belum ada kepastian kapan Hamas akan menyampaikan respons resmi.

Isi proposal yang diumumkan di Washington itu memuat syarat berat bagi Hamas, yakni kewajiban melucuti seluruh persenjataan dan membongkar infrastruktur militernya.

Sebagai imbalan, Trump menjanjikan serangan Israel akan dihentikan, ribuan warga Palestina akan dibebaskan, bantuan kemanusiaan masuk secara luas, dan rekonstruksi Gaza oleh dewan internasional bernama Board of Peace.

Sebagai informasi, serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023, telah membunuh lebih dari 66.000 warga Palestina (yang terkonfirmasi per 29 September 2025).

Pada 16 September lalu, hasil penyelidikan yang dilakukan Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB terhadap Wilayah Palestina yang Diduduki, menyatakan Israel melakukan genosida di Gaza.

Hasil penyelidikan komisi tersebut menyatakan Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dan Presiden Isaac Herzog, bertanggung jawab atas genosida di Gaza.

Bagi Hamas, rencana damai Gaza yang digulirkan Trump dan Netanyahu tersebut menimbulkan dilema.

Jika menolak, Israel berpotensi melanjutkan operasi militer dengan dukungan AS. Namun, jika menerima, Hamas akan kehilangan peran politik dan militer di Gaza.

Sementara Hamas masih menimbang, berbagai pihak internasional justru memberikan dukungan terbuka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan siap meningkatkan distribusi bantuan ke Gaza, dengan syarat keamanan dan akses dijamin.

China menegaskan kembali dukungan terhadap solusi dua negara dan menyerukan gencatan senjata menyeluruh.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved