Irfansyah Datangi PLN, Pertanyaan Gangguan Listrik dan Tuntut Kompensasi untuk Pelanggan

Anggota DPRA Aceh, Irfansyah alias Dak Fan, mendatangi kantor PLN UP2D Aceh di kawasan Marduati, Banda Aceh, Rabu (1/10/2025).

Editor: Yocerizal
IST/SERAMBINEWS.COM
PEMADAMAN LISTRIK DAN KOMPENSASI UNTUK PELANGGAN - Anggota DPR Aceh, Irfansyah alias Dek Fan (kanan), berbicara dengan General Manager PLN UID Aceh Mundhakir, Rabu (1/10/2025). Ia menanyakan beberapa hal, di antaranya terkait gangguan listrik yang terjadi dan kompensasi untuk pelanggan. 

SERAMBINEWS.COM - Anggota DPRA Aceh, Irfansyah alias Dak Fan, mendatangi kantor PLN UP2D Aceh di kawasan Marduati, Banda Aceh, Rabu (1/10/2025).

Kunjungan tersebut bertujuan untuk meminta penjelasan langsung terkait pemadaman listrik yang melumpuhkan aktivitas warga dan sektor vital di Aceh.

Dek Fan diterima oleh General Manager PLN UID Aceh Mundhakir, Senior Manager Perencanaan Jeffrey Husni, Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum Nurlana, dan Senior Manager Distribusi Dasi Listianto.

Sebagaimana keterangan tertulis yang disampaikan Dek Fan kepada Serambinews.com, dalam pertemuan itu ia mempertanyakan beberapa hal.

Di antaranya penyebab gangguan listrik yang menyebabkan masifnya pemadaman di Aceh, kepastian pemulihan arus listrik, dan kompensasi bagi pelanggan yang dirugikan.

Menjawab hal itu, Senior Manager Perencanaan Jeffrey Husni Jeffrey Husni, menjelaskan bahwa gangguan bermula dari pemeliharaan jalur transmisi Arun yang menyebabkan kegagalan sistem di pembangkit listrik di Nagan Raya. 

“Pasokan terputus total sejak Senin pukul 16.30 Wib. Proses pemulihan sudah dicoba empat kali, namun gagal,"

"Sinkronisasi unit Nagan Raya masih berlangsung dan untuk proses startup satu unit butuh waktu sekitar 13–15 jam,” ujarnya.

Baca juga: Pemadaman Listrik Berlanjut, Pedagang di Aceh Jaya Merugi hingga Minta PLN Tanggungjawab 

Baca juga: Listrik Padam, Biaya Pengeluaran BBM di RSUD Aceh Besar Membengkak

Dalam kondisi normal, ia menyebutkan, Aceh memiliki kelebihan daya sebesar 399 MW dari total kapasitas pembangkit 1.013 MW, dengan konsumsi maksimum 614 MW. 

Sedangkan saat ini, Aceh hanya menerima 350 MW dari Arun dan 79,5 MW dari Sumatera Utara, sementara Nagan belum beroperasi.

"Kita akan terus berupaya agar pembangkit dari Nagan Raya bisa tersingkronisasi secepatnya. Hingga sekarang proses masih berlangsung," tuturnya.

PLN juga mengklaim bahwa rumah sakit dan fasilitas vital lainnnya seperti Bandara menjadi prioritas dalam distribusi daya. 

“Kami tidak mematikan rumah sakit dan terus memantau penggunaan genset di titik-titik vital,” kata Jeffrey. 

Kompensasi untuk Pelanggan

Sementara terkait kompensasi kepada pelanggan yang dirugikan, Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum Nurlana, menjelaskan bahwa terkait hal ini pihaknya merujuk pada dua regulasi.

Yaitu, Permen ESDM No. 27 Tahun 2017, yang menetapkan standar mutu pelayanan dan hak pelanggan atas kompensasi jika terjadi gangguan di luar batas toleransi. 

Dan juga Permen ESDM No. 18 Tahun 2019 yang menegaskan bahwa kompensasi hanya berlaku jika gangguan disebabkan oleh kelalaian atau kegagalan teknis internal PLN.

Baca juga: Layanan Perizinan Terkendala, Puluhan Perangkat DPMPTSP Aceh Hangus Akibat Gangguan Listrik

Baca juga: Baru Nyala Listrik di Abdya Padam Lagi, Ikan dan Sayuran di Kulkas Membusuk

Nurlana menyampaikan, tim independen dari kantor pusat PLN akan melakukan investigasi untuk menentukan penyebab gangguan. 

"Jika terbukti ada kelalaian, pelanggan berhak menerima kompensasi atas pembelian daya dan token listrik," ucapnya.

Sementara itu Dek Fan berharap kepada PLN agar persoalan permasalahan listrik ini bisa segera di atasi, mengingat banyaknya aktivitas masyarakat yang terganggu.

Selain itu, ia juga meminta kepada PLN untuk lebih transparan dalam menyampaikan informasi kepada publik, terutama terkait progres pemulihan dan skema kompensasi. 

Ia menilai komunikasi yang terbuka dan terukur sangat penting agar masyarakat tidak merasa diabaikan di tengah krisis pasokan listrik.

"PLN perlu menyampaikan secara jelas kepada publik tentang apa yang terjadi, sehingga masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh," tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved