Alasan Shell hingga BP-AKR Tak Jadi Beli BBM Melalui Pertamina, Kandungan Atanol Jadi Penyebab
Badan usaha SPBU swasta tak bisa lagi impor BBM secara sendiri pada tahun ini karena kuota impor yang diberikan sudah melebihi ambang batas.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Meski diwajibkan impor BBM lewat Pertamina, hingga akhir September belum ada satu pun badan usaha SPBU swasta yang jadi membeli.
Awalnya Vivo dan BP-AKR sempat sepakat, namun belakangan mundur karena isu kandungan etanol pada base fuel impor Pertamina. Shell pun masih tarik-ulur dengan alasan birokrasi internal.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat SPBU swasta kompak menahan diri?
Diketahui, saat ini badan usaha SPBU swasta telah diminta mengimpor BBM melalui Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM mereka.
Badan usaha SPBU swasta tak bisa lagi impor BBM secara sendiri pada tahun ini karena kuota impor yang diberikan sudah melebihi ambang batas.
Akhirnya disepakati bahwa mereka akan melakukan pembelian BBM impor melalui Pertamina dengan salah satu syaratnya adalah BBM tersebut masih berupa base fuel atau belum dicampur dengan zat aditif maupun diberi pewarnaan.
Namun, hingga 30 September, menurut Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar, belum ada SPBU swasta yang membeli BBM melalui mereka.
Awalnya memang ada dua SPBU yang sepakat untuk membeli BBM melalui Pertamina, yaitu Vivo dan BP-AKR.
"Dua SPBU swasta itu berkenan, berminat, untuk membeli kepada kita secara base fuel," kata Achmad dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Baca juga: Partai Gelora Minta Mualem dan Bobby Ngopi Bareng Selesaikan Polemik Pelat BL-BK
Sementara itu untuk Shell belum berkenan karena mereka memiliki birokrasi internal yang harus ditempuh.
"Nanti mungkin teman-teman Shell bisa menjelaskan lebih rinci internal seperti apa," ujar Achmad.
Pertamina Patra Niaga akhirnya melanjutkan diskusi bersama Vivo dan BP-AKR.
Setelah diskusi ini, Vivo justru membatalkan minat mereka membeli BBM melalui Pertamina.
Langkah pembatalan tersebut kemudian juga diikuti oleh BP-AKR.
Hal yang menjadi isu bagi Vivo dan BP-AKR adalah BBM base fuel yang diimpor Pertamina ternyata mengandung etanol sebesar 3,5 persen.
Sebenarnya, jika mengacu pada aturan yang ada, tidak masalah jika BBM mengandung etanol, asalkan tidak melebihi 20 persen.
Namun, Achmad menyebut para badan usaha SPBU swasta tersebut memilih tidak melanjutkan pembelian karena ada kandungan etanolnya.
"Teman-teman SPBU swasta berkenan jika nanti pada kargo selanjutnya siap bernegosiasi kalau memang nanti masalah kontennya ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk yang masing-masing," ucap Achmad.
Respons Badan Usaha SPBU Swasta
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian tidak berkomentar banyak mengenai birokrasi internal yang disinggung Achmad.
Ia hanya mengatakan bahwa pembahasan business-to-business (B2B) masih berlanjut.
"Saat ini kami masih dalam pembahasan B2B, sesuai dengan anjuran dari Bapak Menteri (ESDM Bahlil Lahadalia) terkait pasokan impor base fuel saat ini sedang berlangsung," kata Ingrid.
Lalu, perwakilan dari VIVO Energy Indonesia mengakui mereka memang membatalkan pembelian BBM melalui Pertamina.
Ia menyebut ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina, sehingga mereka terpaksa membatalkannya.
"Tapi tidak menutup kemungkinan kami tetap akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, siapa tahu, apa yang kami minta itu bisa dipenuhi oleh Pertamina dan kami akan beli dari Pertamina," kata dia.
Kemudian, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengungkap bahwa pihaknya bersama Pertamina memang belum mendapati kesepakatan spesifikasi BBM yang akan diimpor, dalam hal ini kandungan etanolnya.
"Pada saat itu satu hal yang belum terkonfirmasi secara jelas itu adalah mengenai kandungan etanol," kata Vanda.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Alasan Shell hingga BP-AKR Masih Ogah Beli BBM Lewat Pertamina
Prakiraan Cuaca Nagan Raya Kamis, 2 Oktober Pagi Berawan, Sore hingga Malam Potensi Hujan |
![]() |
---|
61 Perwira Menengah Kodam IM Naik Pangkat, 33 Kapten Jadi Mayor |
![]() |
---|
Berbagai Kalangan Hadiri Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Pendopo Bupati Bireuen |
![]() |
---|
Soal Mengganti Pelat BL, Dosen UIN Ar-Raniry Sarankan Dimulai dari Pejabat Aceh |
![]() |
---|
Deteksi Dini Konflik Agama, Kemenag Aceh Besar Canangkan EWS di KUA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.