Berita Luar Negeri

Arti Shutdown yang Dilakukan Pemerintah Amerika Serikat, Ini Penyebab dan Dampaknya Bagi Indonesia

Government shutdown adalah kondisi ketika mayoritas layanan dan operasional pemerintah federal AS dihentikan

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
t(White House.com)
Gedung Putih Amerika Serikat - Arti Shutdown yang Dilakukan Pemerintah Amerika Serikat, Ini Penyebab dan Dampaknya Bagi Indonesia 

Dampak dari shutdown ini sangat luas.

Kerugian ekonomi harian AS diperkirakan mencapai 400 juta dollar AS (sekitar Rp 6,6 triliun).

Selain ancaman PHK massal, banyak kantor pemerintah terancam ditutup permanen.

Lebih dari 400 taman nasional, Museum Smithsonian, dan layanan bantuan transisi militer terancam terganggu, sementara agenda deportasi diperkirakan tetap berjalan penuh, dan layanan pendidikan serta lingkungan bakal terhenti.

Dampaknya bagi Indonesia

Shutdown Pemerintah AS diprediksi akan berdampak signifikan pada perekonomian global, termasuk Indonesia.

Bhima, menjelaskan bahwa selain memicu pergeseran persepsi investor untuk mencari aset aman seperti emas, penutupan ini juga akan memukul permintaan domestik AS.

Akibatnya, Bhima memprediksi kinerja ekspor Indonesia ke depan akan semakin menantang.

"Perang dagang belum selesai. Dampaknya selain ke persepsi investor mencari aset yang aman seperti emas, tapi juga ke permintaan domestik AS," jelas Bhima, dilansir dari Kompas.com, Rabu (1/10/2025).

Untuk memitigasi dampak terburuk bagi Indonesia, Bhima menyarankan empat langkah yang dapat dilakukan masyarakat.

Pertama, masyarakat tidak perlu panik saat memantau perkembangan penutupan pemerintahan federal AS.

Pasalnya, jelas Bhima, kasus ini bukan kali pertama terjadi dan biasanya hanya bersifat sementara, berkaca dari kasus-kasus sebelumnya.

Kedua, Bhima mengimbau kepada masyarakat di Indonesia untuk menyimpan uang tunai sebagai dana darurat.

"Cash still the king yang berarti uang tunai untuk dana darurat masih relevan," kata dia.

Menurut Bhima, uang tunai diperlukan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi PHK, uang tersebut bisa digunakan sebagai dana darurat untuk menyambung hidup hingga memperoleh pekerjaan baru,

Ketiga, mengurangi ketergantungan produk impor.

Lalu terakhir, Bhima menyarankan agar masyarakat menghindari pemborosan pada produk sekunder dan tersier.

Konsumsi sebaiknya difokuskan pada bahan kebutuhan pokok, serta menghindari pemborosan pada produk sekunder dan tersier.

"Fokus saja pada bahan kebutuhan pokok," pesan Bhima.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved