Janji Telepon Tanggal 1 Minta Uang Jajan, Kini Nasiah Hanya Menunggu di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Sepuluh hari sebelum tragedi, sang anak sempat berjanji akan menelepon pada tanggal 1 untuk meminta uang jajan.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM - Di antara kerumunan keluarga santri yang berkumpul di sekitar reruntuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, tampak seorang perempuan berdiri dengan mata sembab.
Ia adalah Nasiah, ibu dari Muhammad Nasihudin (16), santri kelas 2 SMP yang telah dua tahun lebih menimba ilmu di pondok tersebut.
Sepuluh hari sebelum tragedi, sang anak sempat berjanji akan menelepon pada tanggal 1 untuk meminta uang jajan.
Namun, bukan suara anaknya yang ia dengar pada hari itu, melainkan kabar ambruknya bangunan pesantren.
Kisah pilu ini disampaikan Ibu Nasiah dalam wawancara eksklusif bersama TV One News, yang tayang pada Sabtu (4/10/2025) di kanal YouTube resminya.
Dalam wawancara tersebut, Nasiah mengenang percakapan terakhirnya dengan sang anak.
Baca juga: Total 13 Jenazah Santri Sudah Dievakuasi dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, 54 Korban Masih Dicari
Ia terakhir kali berkomunikasi dengan Muhammad Nasihudin, yang akrab disapa Nasi, melalui sambungan telepon 10 hari sebelum kejadian. Dalam percakapan itu, Nasi menenangkan sang ibu agar tidak terlalu khawatir.
“Dia bilang, jangan terlalu mikirin dia karena dia sudah betah di pondok. Dia cuma pengin jadi orang yang lebih baik,” tutur Nasiah lirih.
Sebelum menutup telepon, Nasi sempat berjanji akan menelepon kembali pada tanggal 1 untuk meminta uang jajan.
Namun, di hari yang sama, justru terjadi musibah besar. Bangunan pondok pesantren ambruk, menimbun puluhan santri di dalamnya.
Nasiah pertama kali menerima kabar tersebut dari saudaranya di Bangka Selatan, tak lama setelah salat Magrib.
“Saya dikabari saudara saya, katanya pondok di sini ambruk. Saya tengok di TV, ternyata benar,” kenangnya.
Baca juga: Kisah Alfatih Tertimbun Puing Ponpes Al Khoziny Selama 3 Hari, Sempat Bermimpi

Meski telah mendengar kabar duka, Nasiah tak langsung pulang malam itu. Ia menunggu semalaman untuk memastikan kabar keberadaan anaknya. Hingga kini, belum ada kabar pasti tentang Nasi.
Beberapa hari kemudian, Nasiah tiba di Madura dari Bangka Belitung untuk mengikuti proses pencarian yang telah memasuki hari keenam. Ia berharap tim gabungan bisa mempercepat evakuasi agar para korban segera ditemukan.
“Harapan saya semoga cepat-cepat ditemukan, terutama anak saya dan santri lain yang masih terjebak. Kami sudah terlalu lama menunggu,” ujarnya.
Deddy Corbuzier Buka Suara Soal Isu Perceraian, Soroti Etika Media dan Bocornya Informasi Pengadilan |
![]() |
---|
Hingga Menjelang Siang Berawan, Begini Prediksi Cuaca Kota Langsa, 4 Oktober 2025 |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Abdya Hari Ini, 4 Oktober Seluruh Wilayah Berawan |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRK Apresiasi Duta Aceh di Ajang Pertukaran Pemuda Antarprovinsi 2025 |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Hari Ini 4 Oktober, Wilayah Aceh Singkil Diselimuti Awan, di Laut Gelombang Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.