37 Korban Meninggal Dunia Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sudah Ditemukan, 8 Jenazah Teridentifikasi

Identifikasi dilakukan melalui gigi, medis, sidik jari, serta properti yang cocok dengan data Ante Mortem.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
Proses evakuasi jenazah runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025). 

Sebagai informasi, setiap jenazah korban yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke posko Disaster Victim Identification (DVI).

Namun, proses identifikasi menghadapi kendala akibat kondisi korban.

Beberapa korban ditemukan dalam kondisi sulit dikenali akibat tertimpa material dan luka berat, sehingga diperlukan metode identifikasi ilmiah untuk memastikan keakuratan data.

Oleh karena itu, Tim medis bersama kepolisian melakukan metode forensik untuk memastikan keakuratan data.

Adapun metode forensik DVI dilakukan dengan menggabungkan data antemortem, seperti catatan medis, sidik jari, ciri fisik, atau DNA dari keluarga, dengan data postmortem yang diperoleh dari jenazah.

"Melalui DVI identitas korban dapat dipastikan secara sah, sekaligus menjaga martabat korban dan memberikan kepastian bagi keluarga," kata Suharyanto.

Selain itu, proses DVI dilakukan guna menghindari kesalahan administrasi maupun hukum, termasuk dalam penyerahan jenazah, pencatatan resmi, serta pemberian hak-hak keluarga seperti santunan atau bantuan pemerintah.

Baca juga: Total 13 Jenazah Santri Sudah Dievakuasi dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, 54 Korban Masih Dicari

Kendala dan solusi 

Proses DVI di Musala Al Khoziny menghadapi kendala, karena sebagian besar korban masih berusia anak-anak dan remaja sehingga belum memiliki KTP atau dokumen identitas resmi.

Andul menyampaikan, tim identifikasi beberapa kali berpatokan pada data sekunder seperti ijazah, catatan sidik jari dari dokumen pendidikan, hingga pakaian terakhir yang dikenakan korban.

Untuk mengatasi keterbatasan ini, solusi lain yang dilakukan adalah pengumpulan data antemortem dari keluarga, seperti ciri fisik khusus, tanda lahir, kondisi gigi, atau rekam kesehatan yang pernah dimiliki.

Tim juga menggunakan metode pencocokan forensik, termasuk pemeriksaan DNA apabila diperlukan, untuk memastikan akurasi identitas.

 "Dengan pendekatan ini, proses identifikasi tetap dapat berjalan tanpa memerlukan waktu yang lama, meski menghadapi keterbatasan dokumen kependudukan pada korban," kata Abdul.

Posko pelaporan dan pengaduan keluarga korban

Tak hanya itu, posko terpadu disediakan sebagai pusat informasi resmi untuk pelaporan dan pengaduan bagi keluarga korban.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved