Jet Tempur Chengdu J-10 Akan Dibeli Indonesia dari China, Harga Fantastis, Berikut Spesifikasinya
Kajian tersebut dilakukan guna memastikan kelayakan Chengdu J-10 sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional.
Ringkasan Berita:
- Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengonfirmasi bahwa Pemerintah Indonesia berencana membeli 42 unit jet tempur Chengdu J-10 buatan China.
- Pengembangan jet tempur Chengdu J-10 menandai lompatan besar dalam teknologi kedirgantaraan China.
- Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China tersebut, sekitar US$9 miliar atau berkisar Rp146 triliun untuk 42 unit Chengdu J-10.
SERAMBINEWS.COM - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengonfirmasi bahwa Pemerintah Indonesia berencana membeli 42 unit jet tempur Chengdu J-10 buatan China.
Menurutnya, proses pembelian pesawat tempur tersebut bakal rampung dalam waktu dekat. Meski begitu, ia belum mengungkapkan kapan tepatnya transaksi itu diselesaikan.
Kementerian Pertahanan RI juga belum memberikan rincian mengenai jumlah unit yang akan dibeli.
“Sebentar lagi jet Chengdu J-10 akan terbang di Jakarta,” ujar Sjafrie seperti dikutip dari Antara, Rabu (15/10/2025).
Sebelumnya, pada 18 September, Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyampaikan TNI Angkatan Udara tengah mengkaji kemungkinan pembelian jet tempur Chengdu J-10 dari China.
“Untuk yang J-10 memang masih dalam tahap pengkajian oleh TNI AU. Kami ingin memastikan alutsista yang diambil benar-benar memiliki platform terbaik,” jelas Frega saat itu.
Kajian tersebut dilakukan guna memastikan kelayakan Chengdu J-10 sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional.
Saat itu, pembahasan anggaran pembelian masih belum dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.
Baca juga: VIDEO - 6 Jet Tempur F-16 Mesir Kawal Pesawat Trump Menuju KTT Gaza: Mereka Indah Sekali
Lantas, seperti apa spesifikasi jet tempur Chengdu J-10?
Spesifikasi jet tempur Chengdu J-10
 
Menurut laporan Global Times (21/5/2025), pengembangan jet tempur Chengdu J-10 menandai lompatan besar dalam teknologi kedirgantaraan China.
Melalui proyek yang ditangani oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAIC) ini, China berhasil menguasai teknologi aerodinamika canggih, sistem kendali digital fly-by-wire triaksial, dan pengembangan mesin turbofan mutakhir.
Negeri itu juga untuk pertama kalinya menciptakan sistem avionik digital terintegrasi yang meningkatkan efektivitas tempur.
China juga membangun sistem manufaktur pesawat generasi baru berbasis pemesinan digital, material komposit, dan paduan titanium, fondasi penting bagi kemajuan industri penerbangan militer mereka.
J-10 sendiri dikembangkan secara independen dan sepenuhnya dimiliki hak cipta teknologinya oleh China.
Keberhasilannya memperkuat posisi militer negara itu, mengurangi tekanan keamanan, serta menggeser keseimbangan kekuatan udara di kawasan. 
Sejak diresmikan pada 2006, J-10 menjadi pesawat andalan Angkatan Udara China dan rutin tampil dalam berbagai latihan serta pameran militer, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.
Dilansir dari laman J10C.net, berikut spesifikasi jet tempur Chengdu J-10 secara lengkap:
Baca juga: Lindungi Kapal Korut, China Kerahkan Jet Tempur untuk Cegat Pesawat Kanada
Spesifikasi Umum
Parameter dasar
Jet tempur Chengdu J-10 memiliki ukuran yang cukup ramping dengan panjang sekitar 16,9 meter, lebar sayap hampir 10 meter, dan tinggi mencapai 5,6 meter.
Bobot kosongnya sekitar 9,75 ton, sementara berat lepas landas maksimal bisa mencapai 19,5 ton.
Pesawat ini mampu menampung hingga 4,5 ton bahan bakar dan sanggup menahan beban manuver hingga +9G.
Harga satu unitnya diperkirakan berkisar antara 40 hingga 45 juta dolar AS (sekitar Rp 663,4-746,4 miliar), dengan luas penampang radar (Radar Cross Section) yang relatif kecil, sekitar 1 hingga 3 meter persegi, sehingga membuatnya lebih sulit terdeteksi radar musuh.
Sistem penggerak
Mesin yang biasa dipasang pada J-10 adalah model WS-10B Taihang buatan Shenyang Liming.
Pada tenaga normal (military thrust) mesin ini menghasilkan dorongan sekitar 9 ton (±88,3 kN), dan saat afterburner aktif dorongnya naik menjadi sekitar 14,5 ton (±142,2 kN).
Rasio dorong terhadap berat pesawat, jika dihitung terhadap berat kosong, berada di kisaran 1,48, artinya mesin memberikan daya dorong yang cukup besar dibanding bobot pesawat.
Untuk terbang pada kecepatan jelajah, konsumsi bahan bakarnya sekitar 0,7–0,9 kg per kgf per jam.
Umur pakai mesin diperkirakan sekitar 2.200 jam terbang sebelum perlu perawatan besar atau overhaul.
Beberapa varian juga menawarkan fitur vektor dorong opsional untuk manuver yang lebih lincah.
Metrik kinerja
Dari segi performa, Chengdu J-10 mampu melesat hingga kecepatan maksimum Mach 2.2 atau sekitar 2.400 kilometer per jam di ketinggian.
Pesawat ini memiliki radius tempur lebih dari 1.250 kilometer dan mampu terbang hingga ketinggian layanan 17.000 meter.
Dengan bahan bakar internal, jangkauan tempurnya mencapai sekitar 2.592 kilometer, sementara dengan tambahan tangki bahan bakar eksternal bisa menempuh hingga 3.389 kilometer.
Kemampuan manuvernya juga tergolong impresif, dengan kecepatan pendakian lebih dari 300 meter per detik.
Jarak lepas landasnya relatif pendek, kurang dari 500 meter jika menggunakan afterburner, dan bisa mendarat di landasan sepanjang kurang dari 700 meter.
Di permukaan laut, J-10 tetap mampu terbang cepat hingga sekitar 1.450 kilometer per jam atau setara Mach 1.2.
Sistem avionik
Sistem avionik J-10 modern dan terintegrasi: radar KLJ-10A AESA mampu mendeteksi target ber-RCS ≈5 meter persegi dari jarak lebih dari 220 kilometer, melacak hingga 15 target sekaligus, dan mengunci atau menyerang 4 target dengan pemandu aktif.
Di samping radar, ada sistem elektro-optik EOTS-89 (IRST) lengkap dengan penunjuk laser untuk deteksi panas dan target tanpa memancarkan radar.
Pesawat dilengkapi tautan data aman omnidirectional untuk berbagi informasi tempur secara real-time, serta kokpit yang menampilkan tiga layar LCD warna multifungsi dan HUD sudut lebar untuk situational awareness pilot.
Sistem perang elektronik terintegrasi KG600 memberikan peringatan radar (RWR), kemampuan gangguan elektronik (ECM) dan kontra-gangguan (ECCM).
Kombinasi avionik ini memberi J-10 kemampuan BVR (beyond-visual-range) yang kuat, terutama saat dipersenjatai rudal PL-15 dengan jangkauan lebih dari 145 kilometer.
Sistem senjata
J-10 dipersenjatai pada 11 titik keras (6 di sayap dan 5 di badan) dengan kapasitas muatan maksimum sekitar 8 ton, sehingga bisa membawa beragam kombinasi senjata sesuai misi.
Untuk pertempuran udara jarak jauh tersedia rudal BVR PL-15 (jangkauan 145+ kilometer), sementara pertempuran jarak dekat ditangani oleh rudal PL-10 (sekitar 20+ kilometer) dan PL-8 untuk keterlibatan jarak pendek.
Untuk serangan darat dan sasaran permukaan, J-10 dapat membawa rudal jelajah KD-88 (jangkauan sekitar 180+ kilometer) serta rudal anti-radiasi YJ-91 untuk menonaktifkan sistem radar musuh.
Pesawat juga mendukung amunisi berpemandu presisi seperti bom luncur jarak jauh LS-6 dan bom berpemandu seri GB (laser/satelit).
Sebagai senjata internal ada meriam 23 mm satu laras dengan cadangan 180 butir.
Secara keseluruhan J-10 mampu mengangkut lebih dari 10 jenis senjata berbeda, menjadikannya platform serbaguna untuk misi udara, serangan darat, dan operasi antikapal.
Kemampuan tempur
J-10 adalah pesawat tempur serba bisa yang dirancang untuk menghadapi berbagai skenario pertempuran, mampu bertarung di luar jarak pandang (BVR), melakukan dogfight jarak dekat, dan menyerang beberapa target sekaligus dalam pertempuran multi-target.
Untuk tugas serangan darat, J-10 dapat membawa senjata berpemandu presisi dan mendukung operasi taktis, sedangkan untuk operasi maritim pesawat ini bisa dipersenjatai untuk misi antikapal dan patroli laut.
Secara operasional J-10 dibuat untuk terbang dalam segala cuaca dan beroperasi di lingkungan elektromagnetik yang kompleks berkat avionik dan suite perang elektroniknya.
Varian ekspor J-10CE sudah digunakan Pakistan (36 unit), sementara versi-versi J-10 telah bertugas di Angkatan Udara China sejak sekitar 2018.
Pesawat ini dikategorikan sebagai jet tempur generasi 4,5, menggabungkan kemampuan generasi keempat dengan beberapa fitur canggih generasi selanjutnya.
Harga Jet Tempur Chengdu J-10
Nama Chengdu J‑10 jadi sorotan di tengah rencana modernisasi alutsista Indonesia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa pun telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China tersebut, sekitar US$9 miliar atau berkisar Rp146 triliun untuk 42 unit Chengdu J-10.
Artinya, dari angka itu, secara hitungan sederhana, rata‑rata biaya per unit (termasuk paket dukungan, logistik, pelatihan, dan infrastruktur) bisa mencapai sekitar US$214 juta atau sekitar Rp3,54 triliun per unitnya.
Di sisi lain, dalam transaksi internasional, Bangladesh dilaporkan menandatangani kesepakatan pengadaan 20 unit J‑10CE dengan nilai total US$2,2 miliar.
Harga dasar tiap unit pesawatnya, tanpa menghitung paket pelatihan, suku cadang, dan logistik sekitar US$60 juta.
Sedangkan sisanya sekitar US$820 juta dialokasikan untuk dukungan operasional, pengiriman, pelatihan, dan dukungan suku cadang selama masa kontrak.
Jadi, meskipun angka US$214 juta per unit muncul dari pembagian nilai total dalam kasus Indonesia, itu sangat mungkin terdiri dari paket layanan tambahan dan margin transaksi, bukan harga dasar pesawat di pasar ekspor.
Untuk perbandingan, jika pesawat dasar memang berada di kisaran US$50 juta, maka selisih besar berasal dari elemen pendukung kontrak dan biaya tambahan.
Sampai saat ini, CAC (Chengdu Aircraft Corporation) belum mempublikasikan daftar harga terbuka untuk J‑10.
Lembaga‑lembaga aviasi Cina dan CAC sendiri umumnya menggunakan pendekatan kontrak tertutup (negosiasi pemerintah ke pemerintah), yang menyembunyikan harga komponen individual.
CAC merupakan anak perusahaan dari AVIC (Aviation Industry Corporation of China) dan tidak secara rutin merilis harga ekspor pesawat militer.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China, Chengdu J-10.
Anggaran pembelian jet tempur buatan China ini mencapai US$ 9 miliar atau Rp 149,5 triliun.
"US$9 miliar kalau nggak salah atau lebih. Saya lupa angkanya. Tapi sudah disetujui, jadi harusnya udah siap semua," tegas Purbaya saat ditemui di Wisma Danantara, Rabu (15/10/2025).
Baca juga: Kunker ke Barat-Selatan Aceh, Kapolda Dorong Sinergi Keamanan dan Ekonomi
Baca juga: Pemerintah Tambah BLT Buat Rakyat Capai Rp 30 Triliun untuk 35.046.783 KPM
Sumber: Kompas.com
| Penetapan Tapal Batas Gampong di Alue Mirah Aceh Timur Jadi Pilot Projek Perdana yang Diperbupkan |   | 
|---|
| Kepala Kankemenag Abdya Harap Semangat Wakaf Produktif Semakin Tumbuh di Tengah Masyarakat |   | 
|---|
| Kunker ke Barat-Selatan Aceh, Kapolda Dorong Sinergi Keamanan dan Ekonomi |   | 
|---|
| Bupati Aceh dan Forkopimda Meletakkan Batu Pertama Pembangunan Fisik Kopdes Merah Putih |   | 
|---|
| VIDEO Janji Lucuti Senjata Hamas Tanpa Rencana Detail, Perang Gaza Bisa Terulang! |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.