Polisi: Reno dan Farhan Bukan Korban Pembunuhan, Korban Terjebak Saat Gedung ACC Terbakar
"Ada video amatir yang menunjukan dua orang itu berada di sekitar lokasi kejadian kalau kita kegiatannya enggak bisa (memastikan)," kata dia.
Sebelumnya, Dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025), Kepala Biro Laboratorium dan Dokkes (Karo Labdokkes) Polri, Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, menyampaikan hasil pemeriksaan ilmiah yang menegaskan dua jenazah tersebut teridentifikasi sebagai Reno Syahputradewo (24) dan Muhammad Farhan Hamid (23).
Menurut Brigjen Hastry, kedua kerangka ditemukan dalam kondisi tidak utuh karena mengalami proses pembakaran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, diperkirakan waktu kematian sudah lebih dari satu bulan sebelum dilakukan identifikasi.
“Dari pemeriksaan, kantong jenazah berisi kerangka manusia yang sudah tidak lengkap keadaannya akibat kebakaran. Waktu kematian dari saat pemeriksaan, sudah lebih satu bulan,” ujar Brigjen Hastry dalam konferensi pers tersebut.
Pada kantong jenazah nomor 0080, tim forensik melakukan identifikasi sekunder melalui pemeriksaan tulang tengkorak dan panggul.
Hasil analisis menunjukkan korban berjenis kelamin laki-laki dengan ciri ras Mongoloid. Pemeriksaan tulang panjang memperkirakan tinggi badan antara 158 hingga 168 sentimeter.
Tahap berikutnya, tim melaksanakan identifikasi primer dengan dua metode utama: pemeriksaan gigi atau odontologi forensik, serta pengambilan sampel DNA dari tulang.
“Dari hasil pemeriksaan DNA dan odontologi forensik bahwa postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputradewo,” ungkap Hastry.
Sementara itu, pada kantong jenazah nomor 0081, proses identifikasi dimulai dari pemeriksaan identifikasi sekunder yang menemukan beberapa barang pribadi.
“Dilakukan pemeriksaan identifikasi sekunder berupa perhiasan, ditemukan ditemukan kalung dan kepala ikat pinggang,” kata Hastry.
Setelah itu, tim forensik melakukan pemeriksaan DNA terhadap sampel tulang.
Hasil laboratorium menunjukkan kecocokan kuat antara sampel postmortem 0081 dan data antemortem 001.
“Setelah itu dilakukan pemeriksaan identifikasi primer berupa hasil pemeriksaan DNA dari tulang, nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid,” ujarnya.
Penemuan dua kerangka manusia itu terjadi pada 30 Oktober 2025, tepat dua bulan setelah Gedung Astra Credit Companies (ACC) Kwitang terbakar hebat akibat kerusuhan di sekitar lokasi.
Tim teknis yang sedang melakukan pengecekkan guna melakukan renovasi di lantai dua gedung mendapati kerangka atau tulang belulang dalam kondisi hangus dan tertimpa plafon.
| Reaksi Dokter Tifa usai Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi: Kebenaran Harus Berpijak |
|
|---|
| Oknum PNS Abdya Diduga Terlibat Penipuan Janjikan Lulus Akpol, BKPSDM Tunggu Proses Hukum |
|
|---|
| Dukung Wisata, Jalan Tanggul Ulee Lheu Satu Arah Bagi Mobil, Tiap Sore Sabtu, Minggu dan Hari Libur |
|
|---|
| Dishub Banda Aceh Gencar Tertibkan Parkir Liar, Mobil Melanggar Digembok |
|
|---|
| Bupati Mirwan Perjuangkan Modernisasi RSUD-YA, Audiensi dengan Wamenkes RI |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.