Profil Sultan Muhammad Salahuddin, Raja Bima Jadi Pahlawan Nasional Bidang Perjuangan Pendidikan

Menjadi satu di antara 10 tokoh bangsa yang dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional, Salahuddin dikenal rajin dan cerdas.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Sultan Muhammad Salahuddin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2025. 

Pada tahun 1949, ia juga diangkat menjadi pemimpin Dewan Raja-Raja sepulau Sumbawa disamping sebagai sultan atas persetujuan sultan Dompu dan Sultan Sumbawa.

Ia sangat mendukung kemajuan pendidikan dengan mendirikan sekolah agama dan umum di seluruh kecamatan dalam sistem pendidikan mdoern.

Namun, pada awal pelaksanaan sistem tersebut, ia mengalami banyak kendala lantaran dicurigai sistem pendidikan berasal dari orang Belanda yang dianggap orang kafir.

Untuk mengantisipasi kecurigaan masyarakat, Sultan berusaha mendatangkan guru – guru yang beragama Islam dan berjiwa nasionalis dari berbagai daerah luar, antara lain dari makasar dan Jawa. 

Guru – guru non Islam tetap berjiwa nasionalis diusahakan untuk mengajar di sekolah umum. Akhirnya kehadiran guru – guru tersebut disambut baik oleh masyarakat.

Semangat persatuan yang tidak dibatasi oleh suku dan agama mulai terjalin. Hal ini mulai pertanda tumbuhnya semangat kebangsaan di Bima. (M. Hilir Ismail, 2002).

Salah satu kebijakan Sultan Muhammad Salahuddin  yang patut dihargai ialah memberikan beasiswa kepada pelajar yang berprestasi untuk belajar ke Makasar dan kota – kota besar di Jawa, bahkan ada yang di kirim ke timur tengah. (Ibid, 2002).

Peranan Sultan Muhammad Salahuddin yang tidak kalah pentingnya ialah di bidang politik. Beliau telah berhasil mewudkan cita – citanya mempertahankan keutuhan negara kesatuan RI.

Dorongan semangat nasionalisme Islam yang tumbuh dalam jiwa Sultan bersama rakyat, tergambar secara utuh dan jelas pada maklumat 22 November 1945.

Kecintaannya kepada bangsa dan negara, melahirkan keberanian menghadapi penjajah Belanda, Jepang dan NICA.

Disamping keberhasilan pada bidang tersebut di atas, beliau jaga telah membangun bangunan yang merupakan monumen sejarah.

Bangunan yang merupakan saksi sejarah perjuangan Sultan bersama rakyat, ialah dua Istana dan sebuah Masjid. 

Dua Istana yang didirikan beliau pada tahun 1927 yatiu Istana Kesultanan Bima dan Istana kayu yang bergaya arsitektur Mbojo bernama “Asi Bou”. 

Bangunan bersejarah itu sekarang sudah ditetapka sebagai benda Cagar Budaya.

Salah satu dari sekian banyak Mesjid  yang beliau dirikan ialah “Mesjid Raya Bima” yang berada di sebelah timur Istana.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved