Bamus Pidie Jaya

Spirit Maulid di TMII: Silaturahmi Perantau Aceh dan Kiprah Bamus Pidie Jaya yang Kini Diakui Negara

Badan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya (Bamus Pijay) Jabodetabek menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di TMII Jakarta.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HO
MAULID BAMUS PIDIE JAYA - Badan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya (Bamus Pijay) Jabodetabek menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Museum Purna Bhakti Pertiwi, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (16/11/2025). Acara ini dihadiri ratusan masyarakat Aceh yang ada di sekitar Jabodetabek. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, ratusan masyarakat Aceh yanbg datang dari berbagai wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan sekitarnya, berkumpul di Museum Purna Bhakti Pertiwi, TMII, Minggu (16/11/2025). 

Mereka datang bukan sekadar menghadiri acara, melainkan merayakan cinta: cinta kepada Rasulullah, cinta kepada sesama, dan cinta kepada kampung halaman.

Suasana hangat terasa sejak awal. 

Lantunan ayat suci Al-Qur’an dari qari Tgk Muhammad Nazmi membuka acara, disusul zikir barzanji dan selawat bersama. 

Ketika KH Ridwan MY menyampaikan tausyiah, pesan yang mengalir sederhana namun dalam: 

“Beningkan hatimu, karena semua berawal dari hati. Dengan hati penuh cinta, itulah spirit Maulid Nabi Muhammad.”

MAULID BAMUS PIDIE JAYA - Badan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya (Bamus Pijay) Jabodetabek menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Museum Purna Bhakti Pertiwi, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (16/11/2025). Acara ini dihadiri ratusan masyarakat Aceh yang ada di sekitar Jabodetabek.
MAULID BAMUS PIDIE JAYA - Badan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya (Bamus Pijay) Jabodetabek menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Museum Purna Bhakti Pertiwi, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (16/11/2025). Acara ini dihadiri ratusan masyarakat Aceh yang ada di sekitar Jabodetabek. (SERAMBINEWS.COM/HO)

Kenduri sebagai Perekat

Tak ada perayaan di Aceh tanpa kenduri. 

Tradisi ini pun dipegang kuat oleh para perantau Aceh, termasuk para perantau Pidie Jaya, di Jabodetabek.

Bu kulah dan aneka hidangan khas Aceh yang tersaji pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, menjadi simbol kebersamaan. 

Di meja-meja panjang, perantau dari berbagai sudut Jabodetabek saling menyapa, berbagi cerita, dan meneguhkan rasa “pulang kampung”, meski jauh dari tanah kelahiran.

Organisasi yang Kian Kokoh

Ketua Panitia Saiful Bahri menekankan bahwa Maulid Nabi adalah agenda tahunan Bamus Pidie Jaya

Bukan hanya ritual, tetapi wadah memperkuat silaturahmi. 

"Harapannya kita bisa bersilaturahmi dalam momentum hari kelahiran Rasulullah sehingga makin tercipta keguyuban dan keakraban sesama masyarakat perantau Pidie Jaya di Jakarta pada khususnya, dan perantau Aceh secara keseluruhan pada umumnya," kata Saiful yang juga Ketua Taman Iskandar Muda (TIM) Cabang Pasar Minggu.

Ketua Umum Bamus, Said Malawi, membawa kabar gembira: organisasi ini kini resmi diakui negara melalui Kemenkumham.

Bagi Malawi, pengakuan itu bukan sekadar status hukum.

Ia adalah legitimasi atas semangat kebersamaan yang sudah lama tumbuh di kalangan perantau Pidie Jaya. 

"Ada kabar gembira, Bamus Pidie Jaya sudah diakui oleh negara dengan adanya keputusan menteri hukum dan sudah dituliskan dalam lembaran negara, bahwa Bamus Pidie Jaya ini sudah terdaftar di Kemenkumham," kata Malawi dalam pidato sambutannya.

Dengan sudah resmi tercatat sebagai organisasi yang diakui negara, Bamus Pidie Jaya akan terus berkiprah sebagai wadah perkumpulan dan pemersatu masyarakat asal Pijay di perantauan, serta memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah.

"Ke depan, apa yang sudah kita bangun selama ini--begitu eratnya persatuan masyarakat Pidie Jaya di Jabodetabek dan sekitarnya--akan terus kita galang dan tingkatkan bersama Bamus Pidie Jaya," ujar praktisi migas asal Bandar Dua, Pidie Jaya, ini.

Bukti nyata kekompakan itu terlihat dari pembangunan Masjid Al-Imaba Muhajirin di Ciseeng, Bogor, senilai Rp6 miliar.

Pembangunan masjid ini digerakkan oleh Ikatan Masyarakat Bandar Dua–Jangka Buya (Imaba) Jabodetabek.

Baca juga: Pengurus Bamus Pidie Jaya Jabodetabek 2022-2026 Dikukuh, Ini Susunan Pengurus dan Pesan Wakil Bupati

Tradisi yang Tak Pernah Padam

Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Muslim Armas mengapresiasi Bamus Pijay yang setiap tahun menggelar Maulid Nabi.

Muslim mengatakan bahwa tradisi Maulid di Aceh memang unik. 

“Tidak ada daerah lain yang memperingati Maulid Nabi selama empat bulan, hanya Aceh,” katanya. 

Bahkan di rantau, tradisi itu tetap hidup, diatur agar tidak saling bertabrakan jadwalnya.

Di bawah kepemimpinannya, PPTIM juga mencatat sejumlah capaian: halalbihalal akbar 2024, Festival Kuliner dan Budaya Aceh 2025, hingga rencana rapat kerja terakhir sebelum masa jabatan berakhir. 

Semua itu menjadi bagian dari upaya menjaga identitas dan kebersamaan masyarakat Aceh di perantauan.

"Di kesempatan yang baik ini, saya memohon maaf apabila selama kepemimpinan kami ada kekurangan," ujarnya sembari berharap pengurus PP TIM berikutnya bisa lebih baik lagi.

MAULID BAMUS PIDIE JAYA - Badan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya (Bamus Pijay) Jabodetabek menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Museum Purna Bhakti Pertiwi, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (16/11/2025). Acara ini dihadiri ratusan masyarakat Aceh yang ada di sekitar Jabodetabek.
MAULID BAMUS PIDIE JAYA - Badan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya (Bamus Pijay) Jabodetabek menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Museum Purna Bhakti Pertiwi, kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (16/11/2025). Acara ini dihadiri ratusan masyarakat Aceh yang ada di sekitar Jabodetabek. (SERAMBINEWS.COM/HO)

Lebih dari Sekadar Peringatan

Bagi masyarakat Pidie Jaya di Jabodetabek, Maulid Nabi bukan hanya ritual tahunan. Ia adalah ruang untuk merawat ingatan, memperkuat ikatan, dan meneguhkan identitas. 

Di tengah kota besar yang sering membuat orang merasa asing, Maulid menjadi rumah: tempat di mana doa, zikir, dan kenduri menyatukan hati.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved