Erupsi Gunung Semeru Jawa Timur, Begini Nasib 60 Pendaki di Ranu Kumbolo, Jalur Pendakian Ditutup

Pemerintah dan pihak berwenang mengimbau masyarakat mematuhi zona bahaya karena aktivitas vulkanik masih tinggi dan awan panas terus berlangsung.

Editor: Mursal Ismail
KOMPAS.com/JACK ROBBY DAMARJATI
Tangkapan layar guguran awan panas erupsi gunung Semeru. Bandar Udara Abdulrachman Saleh dipastikan aman. 
Ringkasan Berita:
  • Sekitar 60 pendaki di Ranu Kumbolo dipastikan aman meski Semeru mengalami erupsi dan mengeluarkan awan panas.
  • BBTN Bromo Tengger Semeru menutup jalur pendakian tanpa batas waktu dan meminta pendaki melakukan reschedule tiket.
  • Status Semeru naik menjadi Level IV (Awas) dengan luncuran awan panas hingga 7 km dan kolom abu setinggi 2.000 meter; masyarakat diminta menjauhi zona berbahaya.
 

SERAMBINEWS.COM - Erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang meningkat hingga status Awas tidak membahayakan sekitar 60 pendaki di Ranu Kumbolo. 

Namun jalur pendakian ditutup total demi keselamatan hari ini, Rabu (19/11/2025) sore. 

Pemerintah dan pihak berwenang mengimbau masyarakat mematuhi zona bahaya karena aktivitas vulkanik masih tinggi dan awan panas terus berlangsung.

Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Bromo Tengger Semeru melaporkan masih ada sekitar 60 pendaki.

 Mereka sedang mendirikan tenda di Danau Ranu Kumbolo yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari puncak Mahameru.

"Kondisi di Ranu Kumbolo aman. Jumlah pendaki sekitar 60 orang, porter 15 orang. Dan pendamping ada 6 orang," kata petugas dikutip dari video yang diunggah akun Instgaram @bbtnbromotenggersemeru.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Awan Panas Menerjang, BNPB Laporkan 3 Desa Terdampak, Ratusan Warga Mengungsi

Berdasarkan pantauan di lapangan, cuaca di Ranu Kumbolo gerimis dan berkabut.

Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak pukul 12.00 WIB hingga sore.

Petugas juga menyebut semburan awan pasa tidak terlihat dari Ranu Kumbolo.

Sementara itu, Kepala Balai Besar BBTN Bromo Tengger Semeru Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan pihaknya menutup sementara jalur pendakian.

Penutupan dilakukan terhitung Rabu (19/11/2025) hingga batas waktu belum ditentukan.

"Kegiatan pendakian Gunung Semeru (Ranu Kumbolo) dinyatakan ditutup sejak pengumuman ini dikeluarkan sampai dinyatakan aman untuk kegiatan pendakian," katanya.

Baca juga: Gunung Semeru Kembali Meletus sampai 4 Kali Minggu Pagi, Semburkan Kolom Abu 800 Meter

Bagi pendaki yang telah melakukan pembelian tiket melalui secara online di bromotenggersemeru.id, dapat melakukan reschedule.

Adapun mekanisme reschedule akan disampaikan pada kesempatan berikutnya.

"Demikian pengumuman ini disampaikan untuk menjadi perhatian seluruh calon pendaki, masyarakat, pecinta alam serta pihak-pihak terkait." 

"Seluruh masyarakat dihimbau agar mematuhi rekomendasi zona bahaya dari PVMBG. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih," kata Rudijanta.

Status Naik Jadi Awas
 
Status Gunung Semeru kembali diperbaharui pada Rabu (19/11/2025) sore.

Baca juga: VIDEO Setelah Picu Kebakaran Gunung Semeru Gegara Nyalakan Flare untuk Prewed, Begini Hasil Fotonya

Kini gunung tertinggi di Pulau Jawa itu berstatus awas.

"Kenaikan tingkat aktivitas gunung Semeru dari level III (SIAGA) ke Level IV (AWAS) pada pukul 17.00 WIB," kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Tribunnews.com, lewat keterangan tertulis.

Dikutip dari magma.esdm.go.id, Gunung Semeru sudah meletus sebanyak 2.802 kali selama 2025.

Letusan terbaru terjadi pada hari ini pukul 16.00 WIB dengan mengeluarkan awan panas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang melaporkan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak atau ± 5.676 meter di atas permukaan laut. 

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan barat laut.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini ± 16 menit 40 detik.

"Erupsi berupa Awan Panas masih berlangsung jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak.

Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat," tulis BPBD Lumajang dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu sore.

BPBD memberikan imbauan sebagai berikut:

  1. Tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
  2. Tidak beraktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
  3. Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sementara dipantau dari CCTV SEMERU pukul 16.20 WIB, erupsi masih terus terjadi.

Gumpalan awan panas berwarna gelap meluncur dari puncak Gunung Semeru(Tribunnews.com/Endra)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gunung Semeru Alami Erupsi, Begini Nasib 60 Pendaki yang Berada di Ranu Kumbolo

Berita lainnya terkait Gunung Semeru

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved