Internasional

Pertemuan Trump-Zohran Mamdani, Wali Kota New York yang Muslim, dari Benci jadi Puja-puji

Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wali Kota New York terpilih, Zohran Mamdani, di Gedung Putih Jumat (21/11/2025)

Editor: Ansari Hasyim
YouTube The White House
TRUMP DAN MAMDANI - Tangkapan layar YouTube The White House, Sabtu (22/11/2025) memperlihatkan Presiden AS Trump bertemu dengan Wali kota New York terpilih, Zohran Mamdani di Gedung Putih pada Jumat (21/11/2025) setelah keduanya saling ejek selama kampanye, kini terlihat akur. 
Ringkasan Berita:
  • Setelah berbulan-bulan saling serang di ruang publik, keduanya akhirnya duduk satu meja dalam suasana yang jauh lebih cair di Ruang Oval.
  • Pertemuan yang berlangsung hampir satu jam itu menghasilkan sikap bersama untuk bekerja sama dalam isu kriminalitas dan keterjangkauan hidup, dua persoalan terbesar yang lama ini membayangi kota New York.

 

SERAMBINEWS.COM - Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wali Kota New York terpilih, Zohran Mamdani, di Gedung Putih Jumat (21/11/2025) menciptakan babak baru dalam hubungan politik keduanya. 

Setelah berbulan-bulan saling serang di ruang publik, keduanya akhirnya duduk satu meja dalam suasana yang jauh lebih cair di Ruang Oval.

Pertemuan yang berlangsung hampir satu jam itu menghasilkan sikap bersama untuk bekerja sama dalam isu kriminalitas dan keterjangkauan hidup, dua persoalan terbesar yang lama ini membayangi kota New York.

“Lebih banyak banyak hal yang ternyata kami sepakati,” ujar Trump sambil menepuk lengan Mamdani, sikap yang kontras dengan sebutan “komunisk” yang sebelumnya ia alamatkan kepada politik muda Partai Demokrat tersebut.

“Kalau dia bekerja dengan baik, saya akan senang.”

Baca juga: Trump Membelot, Kini Siap Bertemu Zohran Mamdani untuk Cari Jalan Keluar

Mamdani merespons dengan nada serupa. Ia menegaskan bahwa diskusi dengan Trump bergerak pada titik temu, bukan pada perbedaan yang selama ini mendominasi ruang publik.

“Saya menghargai bahwa pertemuan ini bukan tentang siapa benar dan siapa salah, tetapi tentang apa yang bisa kita lakukan untuk perang New York,” katanya.

Dua Tokoh dari Queens, Dua Ideologi Berseberangan

Meski berbeda tajam dalam ideologi politik, Trump dan Mamdani punya latar menarik: keduanya tumbuh di wilayah Queens, New York. Namun kesamaan itu tak berlanjut pada visi.

Trump tetap menonjolkan keberhasilan ekonomi dan pasar saham selama masa kepemimpinannya, sementara Mamdani datang membawa pendekatan progresif: transportasi gratis, program perumahan murah, hingga toko kebutuhan pokok yang dikelola pemerintah kota.

Pendekatan inilah yang membuat Mamdani mencatat sejarah sebagai kandidat wali kota pertama sejak 1969 yang menembus satu juta suara.

Namun sejumlah analis menilai janji kampanyenya “terlalu ambisius” dan memerlukan negosiasi politik panjan, termasuk dengan pemerintahan federal.

Dari Ancaman Pendanaan Hingga Pujian Diplomatis

Pertemuan ini juga menandai meredanya tensi setelah sebelumnya Trump mengancam menghentikan pendanaan federal untuk New York apabila dipimpin Mamdani.

Dalam beberapa kesempat, Trump melabeli Mamdani sebagai “radikal kiri” hingga “pembenci Yahudi,” meskipun Mamdani justru mendapat dukungan politisi Yahudi dan menempatkan Jessica Tisch, dari komunitas Yahudi, sebagai Komisaris Kepolisian New York.

Di Oval Office, Trump menyampaikan nada berbeda.

“Saya pernah memanggil orang jauh lebih buruk,” katanya seraya tertawa, disambut humor serupa dari Mamdani.

Pertemuan yang Mengubah Narasi?

Ketika ditanya apakah ia akan mempertimbangkan kembali tinggal di New York setelah Mamdani menjabat sebagai wali kota, Trump menjawab singkat:

“Ya. Setelah pertemuan ini, tentu saja.”

Pernyataan itu menjadi penanda bahwa bagi keduanya, pertemuan ini pekan sekadar formalitas politik, tetapi langkah awal menuju hubungan kooperatif yang sebelumnya terlihat mustahil.

Pertemuan Trump-Mamdani tidak hanya meredakan ketegangan pribadi, tetapi juga anggota sinyal bahwa kerja sama lintas ideologi masih mungkin terjadi di tengah polarisasi politik AS. 

Jika komitmen ini berjalan nyata, New York mungkin akan menjadi panggung uji coba baru bagi kolaborasi politik yang sebelumnya dianggap tidak mungkin.(*)

Berita ini sudah tayang di kompas.com dengan judul Pertemuan Trump dan Zohran Mamdani, Berubah dari Kritik Menjadi Kolaborasi 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved