Konflik Palestina vs Israel

Hamas Bahas Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza dengan Mesir, Tegaskan Tolak Pelucutan Senjata

Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan kembali komitmennya terhadap implementasi fase pertama gencatan senjata.

|
Editor: Faisal Zamzami
Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Jumat (15/3/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berpatroli dengan kendaraan dan senjatanya selama pertukaran tahanan gelombang ke-6 pada Sabtu (15/2/2025). -- Pada 29 Oktober 2025, Hamas menuduh Israel berupaya menyabotase kesepakatan gencatan senjata di Gaza. 

Dalam pertemuan dengan pihak Mesir, Hamas juga menyampaikan kekhawatiran mengenai nasib ratusan pejuangnya di Rafah, Gaza selatan.

Mereka dilaporkan telah kehilangan kontak dengan para pejuang yang diyakini terjebak di jaringan terowongan bawah tanah.

Beberapa laporan media memperkirakan sekitar 200 anggota Hamas tertahan di terowongan bawah Gaza, di zona yang kini berada di bawah kendali militer Israel berdasarkan implementasi fase pertama perjanjian.

 

Gencatan Senjata Belum Cukup, Dapur Umum Gaza Masih Berjuang Penuhi Kebutuhan Pangan

Meskipun telah memasuki masa gencatan senjata selama enam minggu, dapur-dapur umum di Jalur Gaza masih menghadapi tantangan besar dalam menyediakan makanan bergizi yang memadai bagi lebih dari dua juta penduduk.

Bahan-bahan penting seperti daging, unggas, serta sayuran segar dilaporkan masih sulit diakses, membatasi keragaman nutrisi bagi ribuan pengungsi.

Organisasi kemanusiaan American Near East Refugee Aid (Anera) adalah salah satu yang berjuang keras di tengah keterbatasan ini.

Anera membuka dapur umum di al-Zawayda, Gaza tengah, dan memiliki dapur lain di al-Mawasi di Gaza selatan.

Anera kini melayani lebih dari 20.000 orang setiap hari, meningkat drastis dari enam bulan lalu.

"Kami telah beralih dari menggunakan 15 panci, kini kami meningkatkannya hingga 120 panci per hari, menargetkan lebih dari 30 kamp pengungsi internal. Kami melayani lebih dari 4.000 keluarga, dibandingkan dengan hanya 900 keluarga enam bulan lalu," kata Ketua Tim Anera, Sami Matar, dikutip dari BBC pada Senin (24/11/2025).

Baca juga: VIDEO Pasokan Pangan ke Gaza Membaik , PBB: Kebutuhan Masih Jauh dari Terpenuhi

Keterbatasan menu jauh dari kebutuhan gizi

Meskipun Anera berhasil meningkatkan kuantitas pasokan, seringkali berupa nasi, pasta, dan lentil yang dibawa masuk melalui mitranya, World Central Kitchen, kebutuhan akan keragaman pangan masih jauh dari terpenuhi.

"Kami kebanyakan hanya memasak tiga jenis makanan dalam seminggu yakni nasi, pasta, dan lentil. Kami berupaya keras untuk memasukkan sayuran seperti paprika, bawang bombai, dan kentang untuk meningkatkan rasa dan nilai gizinya," ungkap Matar.

Ia menekankan bahwa makanan yang lebih beragam, terutama protein penting seperti daging dan ayam, tidak diizinkan masuk ke Gaza untuk distribusi bantuan kemanusiaan.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved