Konflik Palestina vs Israel

Hamas Bahas Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza dengan Mesir, Tegaskan Tolak Pelucutan Senjata

Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan kembali komitmennya terhadap implementasi fase pertama gencatan senjata.

|
Editor: Faisal Zamzami
Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Jumat (15/3/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berpatroli dengan kendaraan dan senjatanya selama pertukaran tahanan gelombang ke-6 pada Sabtu (15/2/2025). -- Pada 29 Oktober 2025, Hamas menuduh Israel berupaya menyabotase kesepakatan gencatan senjata di Gaza. 

Saat ini, daging dan unggas segar hanya diimpor oleh pedagang komersial dengan harga yang sangat tinggi, membuat organisasi bantuan tidak mampu membelinya.

Sejak gencatan senjata Gaza, Anera baru sekali mampu menyajikan makanan dengan daging kaleng.

Selain bahan makanan, dapur umum ini juga dilaporkan kekurangan peralatan memasak, kemasan, dan tabung gas yang lebih bersih.

Situasi kemanusiaan mendesak

Akses terhadap makanan menjadi perhatian utama sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023, diperparah dengan pembatasan ketat pasokan yang diizinkan Israel melalui penyeberangan Gaza.

Kelaparan bahkan telah dikonfirmasi terjadi di Kota Gaza sejak Agustus lalu dan diproyeksikan menyebar ke wilayah lain.

PBB melaporkan bahwa jumlah makanan harian yang didistribusikan di Gaza melalui berbagai jaringan dapur telah mencapai 1,4 juta, naik dari kurang dari satu juta sebulan lalu. 

Namun, total populasi wilayah ini melebihi dua juta jiwa.

Program Pangan Dunia PBB (WFP) mencatat bahwa seperempat rumah tangga di Gaza saat ini hanya makan satu kali sehari.

"Saya bersumpah tidak ada yang berubah sejak gencatan senjata. Kami hanya senang pertumpahan darah yang terus-menerus berhenti," kata Aida Salha, seorang ibu enam anak dari Kota Gaza yang kini tinggal di kamp pengungsi.

Mayoritas penerima bantuan adalah warga dari Gaza utara yang kehilangan rumah, orang terkasih, dan harta benda akibat perang.

"Kami telah memasuki tahun ketiga perang dan saya tidak punya uang tersisa... Kami benar-benar hancur. Kami hidup dalam situasi bencana setiap hari," tutur Abdul Karim Abdul Hadi, seorang ayah tujuh anak dari Jabalia.

Desakan bantuan dan harapan ke depan

Badan-badan bantuan mendesak Israel untuk segera membuka kelima titik penyeberangan ke Gaza, saat ini hanya tiga yang beroperasi.

Mereka juga meminta agar pembatasan operasional terhadap beberapa organisasi kemanusiaan dilonggarkan agar dapat membawa pasokan mereka sendiri.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved