Opini

Rotasi Birokrasi Era Disrupsi: Bukan Kursi, tapi Motivasi

Rotasi birokrasi memang hal lumrah, tetapi dalam skala besar sering muncul pertanyaan: Apakah ini sekadar pergantian kursi atau hadirnya energi baru

Editor: mufti
For serambinews.com
Ali Mulyagusdin, Founder/Direktur Eksekutif Strategic Energy & Investment Aceh 

Menggerakkan peradaban

Sejarah membuktikan bahwa peradaban besar runtuh bukan karena lemah secara militer atau ekonomi, tetapi karena kehilangan motivasi internal. Kesultanan Utsmani menjadi contoh. Sebaliknya, Nabi Muhammad saw menunjukkan bagaimana motivasi kokoh mampu menggerakkan umat kecil menjadi peradaban besar.

Apabila ditinjau dari kacamata modern, prinsip motivasi yang dicontohkan Nabi ternyata sejalan dengan kompetensi motivasi perusahaan global. Google tumbuh dengan dorongan pencarian ilmu, selaras dengan teladan Nabi yang sejak muda mencari kebenaran hingga menerima wahyu pertama.

Toyota mengedepankan komitmen pada kualitas, seperti Nabi yang dikenal jujur dan amanah dalam berdagang. Unilever beroperasi dengan tujuan besar, sebagaimana Nabi konsisten menegakkan tauhid meski menghadapi cemoohan dan penindasan. Tesla berani mengambil risiko demi misi, sejalan dengan keberanian Nabi dalam hijrah dan pertempuran yang menentukan masa depan umat.

Nabi Muhammad saw memberi teladan kepemimpinan yang tidak hanya spiritual tetapi juga relevan bagi tata kelola modern. Sayangnya, umat sering berhenti pada pengakuan tanpa benar-benar mencontoh nilai dan motivasi Nabi dalam dakwahnya.

Pertanyaannya, beranikah kita di Aceh menjadikan nilai itu sebagai dasar membangun SDM? Jika perusahaan global bisa maju dengan curiosity, continuous improvement, purpose, dan mission orientation, maka umat Islam seharusnya lebih dulu menyadari bahwa semuanya telah dicontohkan Nabi, dengan motivasi yang jauh lebih luhur: membangun peradaban, bukan sekadar keuntungan sesaat.

Nilai ini sangat relevan bagi pejabat baru Aceh. Mereka perlu motivasi untuk bekerja bukan demi kursi, melainkan demi misi besar membangun Aceh yang maju, adil, dan sejahtera. Rotasi birokrasi adalah keniscayaan, tetapi yang menentukan bukan kursi siapa yang berganti, melainkan motivasi apa yang dibawa. Dengan motivasi, rotasi bisa menjadi titik balik menuju birokrasi yang lebih tanggap dan kompetitif.

Aceh kini punya kesempatan emas dengan Kepala Dinas dan 294 pejabat baru. Jika mereka bekerja dengan motivasi kokoh, terinspirasi teladan Nabi, dan peka terhadap disrupsi global, rotasi ini bisa menjadi pijakan perubahan besar. Kursi boleh berganti, tapi motivasi tidak boleh mati. Aceh harus abadi. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved