Kajian Islam

Sedang Emosi? Buya Yahya Tegas Ingatkan Orang Tua Jangan Nasihati Anak, Alasannya Fatal

Alih-alih mendidik, teguran tersebut malah berpotensi melukai perasaan anak karena kata-kata yang keluar biasanya tidak lagi terkontrol.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
YOUTUBE/AL-BAHJAH TV
Ulama kharismatik Buya Yahya saat menyampaikan tausiyah penting tentang cara mendidik anak. Ia mengingatkan, jangan pernah menasihati anak ketika sedang marah karena bisa menjadi bumerang. 

SERAMBINEWS.COM – Buya Yahya kembali mengingatkan para orang tua agar lebih bijak dalam mendidik anak.

Menurut ulama kharismatik ini, salah satu kesalahan yang kerap terjadi adalah menasihati anak ketika orang tua dalam keadaan emosi sedang memuncak.

Menurutnya, nasihat yang disampaikan dalam keadaan marah justru bisa menjadi bumerang.

Alih-alih mendidik, teguran tersebut malah berpotensi melukai perasaan anak karena kata-kata yang keluar biasanya tidak lagi terkontrol.

“Maka hindari di saat kita marah untuk menasihati anak-anak. Mohon maaf, jika lagi marah Anda jangan menasihati anak Anda,” tegas Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah, Rabu (1/10/2025).

Buya Yahya menjelaskan, amarah yang menguasai diri bisa membuat orang tua melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Baca juga: Tak Disangka! Ternyata Boleh Berhubungan Tanpa Pakaian, Buya Yahya Ungkap Syaratnya

Misalnya, ibu yang tanpa sadar melontarkan kata-kata kasar kepada anak kecil hanya karena emosi sesaat.

“Ketika marah menguasai, ibu bisa tiba-tiba mencaci maki anak kecil. Padahal itu tidak pantas dilakukan. Karena yang bicara bukan akal sehat, melainkan amarah,” jelasnya.

Agar nasihat bisa diterima dengan baik, Buya Yahya menyarankan orang tua untuk menahan diri sejenak sebelum berbicara.

Cara sederhana bisa dilakukan, seperti berhenti sebentar, minum air atau menenangkan diri terlebih dahulu.

“Pastikan Anda tidak menegur pasangan atau anak di saat marah. Redam dulu, baru bicara. Setelah stabil, barulah nasihat keluar dengan kata-kata yang indah,” ujarnya.

Dengan menahan amarah, kata Buya Yahya, orang tua bisa memilih kata-kata yang tepat, indah dan penuh kasih sayang.

Baca juga: Mudah Emosi Setelah Menikah? Buya Yahya Beberkan Penyebab & Solusinya, Rumah Tangga Kembali Harmonis

Hal ini membuat anak lebih mudah menerima teguran, tanpa merasa disakiti atau dipermalukan.

“Nasihat yang disampaikan dengan hati yang tenang tidak akan dikuasai hawa nafsu. Justru akan terdengar indah dan sampai ke hati anak,” tambahnya.

Buya Yahya menegaskan, mendidik anak bukan hanya soal memberikan nasihat, tapi juga bagaimana cara menyampaikannya.

Orang tua yang mampu menahan diri dan berbicara dengan lembut akan lebih dihormati dan dicintai anak. Sebaliknya, nasihat yang keluar di saat marah hanya akan menimbulkan luka.

Mudah Emosi Setelah Menikah? Buya Yahya Beberkan Penyebab & Solusinya, Rumah Tangga Kembali Harmonis

Banyak pasangan yang setelah menikah justru sering terjebak pertengkaran kecil hingga emosi yang meledak-ledak.

Fenomena ini disorot Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya, di mana ia menegaskan bahwa rumah tangga seharusnya menjadi tempat indah, bukan ajang pertengkaran.

“Apakah ada orang mau menikah itu niatnya ingin berantem dan caci maki? Ada atau tidak? Kalau ada, pasti dia orang gila, orang bodoh. Nikah ngapain kalau hanya untuk bikin berantem,” ujar Buya Yahya dikutip Serambinews.com Sabtu (12/9/2025).

Namun kenyataannya, lanjutnya, banyak pasangan yang kehilangan kesabaran setelah menikah.

“Masya Allah, ternyata sekarang ini banyak orang gila setelah menikah. Itu yang saya pusing, setelah menikah tidak ada kesabaran di dalam dirinya,” tambahnya.

Buya Yahya juga menyinggung pentingnya memperhatikan aspek psikologis dalam rumah tangga.

“Kadang kita perlu menyisipkan juga permasalahan psikologi. Ada yang gampang stres, gampang naik pitam, emosian sama suami. Ini juga masalah psikologi yang penting diperhatikan,” jelasnya.

Menurutnya, jika pasangan sering marah tanpa kendali lalu menyesal, itu bisa jadi tanda ada gangguan mental.

Ia pun mengingatkan pepatah Jawa, “Sing waras ngalah.” Artinya, yang sehat dan waras sebaiknya mengalah untuk menjaga keharmonisan.

“Anda yang sehat pahami, kalau suami memang begitu suka marah-marahnya enggak teratur, berarti sisi mentalnya harus dibenahi,” ujarnya.

Meski demikian, Buya Yahya menekankan bahwa solusi utama dalam rumah tangga adalah sikap rendah hati dan saling memaafkan.

“Rumah tangga harus indah. Siapapun Anda, jangan gengsi. Pastikan hari ini Anda tawaduk, Anda berani mulai meminta maaf, dan membuka diri. Problem pasti ada, bahkan di rumah tangga Nabi juga ada, tapi itu menjadi contoh bagi kita bagaimana cara menyelesaikannya,” tegasnya.

Di akhir ceramah, Buya Yahya mengingatkan bahwa ujian dalam rumah tangga adalah hal wajar, namun jangan sampai membuat pasangan menyerah.

Dengan kesabaran, maaf, dan doa, rumah tangga bisa tetap harmonis.

(Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved