Destinasi Wisata Aceh
Hamparan Pasir dan Tenangnya Ombak Pantai Lhok Bubon Aceh Barat
Pantai Lhok Bubon Aceh Barat menyajikan panorama laut yang tenang, pasir putih yang lembut, serta keindahan terumbu karang alami yang masih terjaga.
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Suara deburan ombak terdengar lembut di tepian Pantai Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat. Angin laut berhembus pelan membawa aroma asin khas pesisir, menyapa setiap pengunjung yang datang di akhir pekan.
Di bawah langit biru, sejumlah anak terlihat berlarian di bibir pantai, sementara orang tua duduk bersantai di warung-warung sederhana yang berjajar rapi di pinggir pasir.
“Laut di sini tenang dan aman. Anak-anak bisa mandi tanpa khawatir gelombang besar,” ujar Suherman, Keuchik Lhok Bubon, kepada Serambinews.com, Minggu (26/10/2025).
Pantai ini memang dikenal dengan ombaknya yang bersahabat. Jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari Jalan Nasional Meulaboh–Banda Aceh, membuat akses menuju lokasi sangat mudah dijangkau, baik oleh wisatawan lokal maupun luar daerah.
Pantai Lhok Bubon bukan destinasi baru. Sudah lebih dari 50 tahun, pantai ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
Dahulu, kawasan ini hanya dikenal sebagai tempat nelayan menambatkan perahu dan menjemur hasil tangkapan. Namun seiring waktu, keindahan alamnya mulai menarik perhatian masyarakat sekitar.
Kini, setiap akhir pekan dan hari libur nasional, kawasan ini ramai dipadati pengunjung. “Kalau hari Minggu, apalagi waktu meugang menjelang Ramadhan atau libur Lebaran, pantai ini penuh sesak,” tutur Suherman sambil tersenyum bangga.
Para wisatawan datang untuk menikmati panorama laut yang tenang, pasir putih yang lembut, serta keindahan terumbu karang alami yang masih terjaga. Pemandangan matahari terbenam di ufuk barat menjadi momen yang selalu dinantikan.
UMKM Tumbuh di Tepi Laut
Ramainya pengunjung membawa berkah tersendiri bagi masyarakat setempat. Dari total 84 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk sekitar 274 jiwa, kini sekitar 30 KK menggantungkan hidupnya dari aktivitas ekonomi di kawasan pantai.
“Dulu kami hanya nelayan, sekarang bisa jualan juga di sini. Ada tambahan rezeki,” ungkap Nurhayati, seorang pedagang ikan bakar yang membuka warung di pinggir pantai.
Warungnya sederhana berdinding kayu dan beratap rumbia, namun selalu ramai didatangi pengunjung. Ia mengaku, pada hari-hari libur besar, penghasilannya bisa naik dua hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Selain menjual makanan dan minuman, warga juga membuka usaha kecil lain seperti penyewaan ban pelampung, tempat parkir, hingga penjualan hasil laut segar.
Kehadiran wisatawan turut memicu munculnya UMKM pesisir yang kini menjadi tumpuan ekonomi bagi banyak keluarga. Meski sektor wisata berkembang, sekitar 85 persen warga Lhok Bubon masih berprofesi sebagai nelayan.
Aktivitas melaut tetap menjadi bagian utama dari kehidupan mereka. Hasil tangkapan seperti ikan tongkol, kembung, dan udang menjadi sumber utama ekonomi desa.
Namun dengan adanya wisata, para nelayan kini memiliki peluang ganda. Sebagian keluarga nelayan beralih membuka warung, sementara para pemuda membantu mengelola kawasan wisata.
“Dengan pantai ini ramai, ekonomi warga ikut hidup. Tidak hanya nelayan yang terbantu, tapi semua bisa merasakan manfaatnya,” jelas Suherman.
Harapan: Dari Wisata Lokal ke Destinasi Andalan
Suherman berharap pemerintah daerah terus memperhatikan pengembangan Pantai Lhok Bubon. Menurutnya, potensi wisata yang besar perlu diimbangi dengan pembangunan fasilitas umum seperti toilet, tempat bilas, dan area parkir yang memadai.
“Kalau fasilitas ditingkatkan, wisatawan tentu akan semakin banyak datang. Ini aset daerah yang harus dijaga,” ujarnya.
Sore menjelang malam, cahaya jingga mulai menyelimuti langit barat. Ombak kecil menepi perlahan, membawa ketenangan khas Pantai Lhok Bubon.
Di kejauhan, perahu nelayan terlihat pulang dari laut, menandai pergantian waktu antara kerja dan istirahat.
Bagi masyarakat Lhok Bubon, pantai ini bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah sumber kehidupan, dari ombak yang tenang, pasir yang hangat, hingga warung-warung kecil yang menjadi denyut ekonomi desa. Di sinilah harmoni antara alam dan manusia masih terasa nyata, sederhana, dan penuh makna.
Baca juga: Khanduri Laot di Aceh Barat, Nelayan Berdoa dan Berkomitmen Jaga Kelestarian Laut
Salah satu pedagang lokal di kawasan Pantai Wisata Lhok Bubon, Cut Sri Wahyuni menyebutkan, bahwa kawasan pantai ini salah satu di cafenya tersedia teh rumput laut yang bagus untuk kesehatan.
Selain itu, juga ada mie kepiting, kopi, dan berbagai jenis minuman serta makanan lainnya,” ujarnya sambil menata dagangan di warung sederhana miliknya.
Usaha kecil yang dirintis Cut Sriwahyuni bukan sekadar tempat menjajakan makanan, melainkan sumber penghidupan bagi keluarganya.
“Dengan tempat sederhana dan berjualan di sini, ekonomi keluarga kami tumbuh. Kami merasa nyaman karena ada pendapatan yang bisa membantu kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Pantai Lhok Bubon kini menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat Meulaboh dan sekitarnya. Keindahan pantainya berpadu dengan geliat ekonomi masyarakat setempat yang mulai tumbuh seiring meningkatnya kunjungan wisatawan. Di balik kesederhanaan para pedagang, tersimpan harapan besar agar kawasan ini terus berkembang.
Cut Sri Wahyuni berharap, ke depan pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama menata kawasan ini agar semakin menarik dan nyaman bagi wisatawan. “Semoga nanti daerah ini makin tertata dengan baik, pengunjung semakin banyak, dan rizki pedagang seperti kami juga terus bertambah,” harapnya.(*)



Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.