Destinasi Wisata Aceh

Batu Putih Meulaboh, Tempat Wisata Kuliner Ditemani Matahari Terbenam

Pantai Batu Putih Aceh Barat menawarkan pengalaman berbeda. Sore hari, pengunjung dapat menikmati keindahan sunset yang menawan.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI
BATU PUTIH - Deretan cafe yang telah berdiri di sepanjang Pantai Ujong Kalan, kawasan Batu Putih Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (30/10/2025). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, ACEH BARAT - Di ujung barat Pulau Sumatera, tepatnya di kawasan Batu Putih, Gampong Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, geliat ekonomi lokal terus tumbuh seiring berkembangnya kafe dan warung kuliner di sepanjang garis pantai.

Kawasan ini kini bukan hanya menjadi tempat bersantai bagi warga sekitar, tetapi juga destinasi wisata favorit bagi pengunjung yang datang ke Meulaboh, Aceh Barat.

Menurut Muhammad Wali, salah satu pemilik Cafe Meuligoe Agam, perputaran ekonomi di kawasan Batu Putih kini cukup besar.

“Kalau dulu kawasan ini hanya dikenal karena sejarahnya, sekarang Batu Putih sudah jadi tempat wisata kuliner yang ramai setiap hari,” ujarnya saat ditemui Serambi News, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan, akhir pekan menjadi waktu tersibuk bagi para pelaku usaha kuliner di sana.

“Hari Sabtu dan Minggu lebih ramai pengunjung dari hari-hari biasa. Banyak warung dan kafe di sepanjang pantai yang buka, dan semuanya terus berkembang pesat. Apalagi dengan dukungan fasilitas jalan yang semakin baik, serta adanya tugu-tugu bersejarah seperti Tugu Kupiah Meukeutop dan Tugu Parasamya,” katanya.

TUGU PARASAMYA - Tugu Parasamya berdiri di tengah yang diapit oleh jalan lingkar Batu Putih Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (30/10/2025).
TUGU PARASAMYA - Tugu Parasamya berdiri di tengah yang diapit oleh jalan lingkar Batu Putih Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (30/10/2025). (SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI)

Pantai Batu Putih menawarkan pengalaman berbeda bagi wisatawan. Di sore hari, para pengunjung dapat menikmati keindahan sunset yang menawan, sembari menyeruput kopi Aceh yang khas atau menyantap hidangan laut segar. Laut lepas yang membentang di belakang kafe menambah suasana romantis dan menenangkan.

“Banyak yang datang hanya untuk menikmati pemandangan matahari terbenam. Itu daya tarik utama kami,” ungkap Wali. Ia juga mengatakan, pada bulan Ramadan, kawasan ini menjadi salah satu lokasi paling ramai dikunjungi.

“Setiap sore menjelang berbuka puasa, semua kafe penuh. Banyak keluarga dan komunitas yang memilih berbuka bersama di sini,” tambahnya.

Baca juga: Maulid Akbar di Aceh Barat Jadi Magnet Wisata Religi, Wisatawan Malaysia Tunjukkan Minat

Selain keindahan alam, pengunjung juga dapat merasakan atmosfer khas pesisir Aceh Barat yang ramah. Para pelaku usaha kuliner memadukan cita rasa lokal dengan suasana modern, menjadikan kawasan ini sebagai perpaduan antara tradisi dan kekinian.

Kesadaran Kebersihan dan Harapan Wisata Islami

Meski berkembang pesat, Muhammad Wali berharap agar kesadaran pengunjung terhadap kebersihan semakin meningkat. Ia mengusulkan agar pemerintah setempat menyediakan lebih banyak tempat sampah dan papan himbauan di area wisata.

“Saya berharap ada tong-tong sampah di setiap sudut dan spanduk atau pamflet dengan pesan yang menyentuh, agar pengunjung lebih peduli menjaga kebersihan. Kalau tempat ini bersih dan tertib, kita bisa wujudkan wisata yang Islami dan nyaman,” katanya dengan penuh harap.

Nilai Sejarah yang Tak Terlupakan

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat, Said Azmi, menegaskan bahwa Batu Putih bukan hanya sekedar destinasi kuliner, tetapi juga memiliki nilai sejarah penting. Kawasan ini merupakan lokasi syahidnya Pahlawan Nasional Teuku Umar, tokoh besar dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda.

“Batu Putih adalah daerah bersejarah, tempat Teuku Umar gugur ditembak oleh Belanda. Sekarang, kawasan itu pemerintah akan kembangkan menjadi destinasi wisata sejarah sekaligus wisata kuliner,” ujar Said Azmi.

Ia menambahkan, dibalik deretan cafe yang kini berdiri megah, terbentang lautan luas tempat kapal-kapal besar berlabuh. Kapal-kapal pengangkut batu bara dan kapal industri lainnya sering terlihat di kejauhan, menghadirkan pemandangan unik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

“Wisatawan bisa menikmati kuliner sambil melihat aktivitas industri di laut, suasananya sangat menarik,” ujarnya.

Menuju Pusat Kuliner Meulaboh

Dengan potensi yang terus tumbuh, pemerintah daerah berencana menjadikan kawasan Batu Putih sebagai pusat kuliner Meulaboh termasuk daerah Ujung Karang.

Dukungan infrastruktur dan kebijakan pengelolaan wisata terus diupayakan agar kawasan ini dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa mengabaikan nilai sejarah dan lingkungan.

“Harapan kita, Batu Putih menjadi kawasan kuliner yang terpusat, terkelola dengan baik, bersih, dan tetap mempertahankan nuansa Islami serta sejarahnya,” tutur Said Azmi.

Kini, saat mentari tenggelam di ufuk barat dan cahaya jingga menyapu langit Meulaboh, Batu Putih memantulkan semangat baru bagi masyarakatnya. Di antara aroma kopi dan deburan ombak, denyut ekonomi terus berputar, membawa harapan bahwa dari pantai bersejarah ini, kemajuan pariwisata Aceh Barat akan terus bersinar.(*)

Baca juga: Tok! Proyeksi APBK Aceh Barat 2026 Rp 1,38 T, Fokus Tekan Pengangguran dan Kemiskinan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved