Video

VIDEO - Aceh Tamiang Mulai Tingkatkan Peran Ulama Perempuan

Terlebih kata dia, budaya asing ini sudah semacam hal biasa di acara nikah dan tunangan.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: m anshar

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Peran ulama perempuan di Aceh Tamiang mulai ditingkatkan pemerintah daerah. Keterlibatan ulama perempuan akan mengoptimalkan upaya pemerintah menciptakan generasi berkualitas sekaligus menangkal penyebaran budaya asing.

Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Armia Pahmi meyakini kehadiran para ulama perempuan ini akan lebih mudah diterima oleh kelompok ibu dan anak-anak. Armia memang mengharapkan seluruh  sendi kehidupan masyarakat harus diisi dengan ilmu Islam.

Untuk memaksimalkan program ini, Pemkab Aceh Tamiang melalui Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) memberikan pendidikan kader ulama perempuan (PKUP) kepada 35 ulama muda perempuan selama tiga hari, 26-28 Agustus 2025. Para ulama muda ini diharapkan mampu terjun ke tengah masyarakat untuk memberikan pencerahan.

Tapi menurutnya ilmu saja tidak cukup, harus ada etika baik dan kepercayaan diri untuk bisa berkembang

Armia lantas menceritakan perjuangannya ikut seleksi sekolah perwira polisi pada tahun 1990. Secara terbuka dia mengakui kalau ilmu akademisnya di sekolah tidak begitu menonjol. Dia kemudian menyebutkan beberapa nama teman sekelasnya yang diakuinya lebih pintar.

Ketua MPU Aceh Tamiang, Syaharizal menyebut peserta yang dikader berasal dari alumni dayah perwakilan 12 kecamatan Aceh Tamiang. Pelatihan ini sudah tujuh kali dilakukan, namun khusus perempuan yang pertama.

Syahrizal mengaku tidak ragu dengan ilmu yang dimiliki para peserta karena sudah mengenyam di dayah. Pelatihan ini lebih tepat untuk membangkitkan kepercayaan diri para ulama muda ini agar bisa menjadi garda terdepan penyebar syiar.

Terlebih kata dia, budaya asing ini sudah semacam hal biasa di acara nikah dan tunangan.

Kemunculan budaya asing yang bertentangan dengan ajaran Islam ini disebutnya datang dari gadget. Fenomena masyarakat yang  begitu tinggi bergantung dengan gadget membuat kehilangan filter, sehingga tidak bisa membedakan budaya yang bertentangan dengan Islam.

MPU sendiri diakuinya sudah berupaya maksimal mengingatkan masyarakat tentang kebudayaan asing ini melalui tausyiah (mad)

Narator: Syita

Video Editor: Muhammad Anshar

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved