Video

VIDEO - Nelayan Aceh Tamiang Keluhkan Sulitnya Akses Solar di Tengah Cuaca Buruk

Menurut Irwansyah, kebutuhan paling mendesak adalah ketersediaan solar langsung di area pelabuhan. 

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: m anshar

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Para nelayan di Sungaikuruk III, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang menghadapi tekanan berlapis cuaca buruk yang membatasi aktivitas melaut dan kelangkaan solar yang membuat operasional semakin berat. 

Kondisi ini diungkapkan Irwansyah, nelayan setempat, saat ditemui di tempat pelelangan ikan (TPI), Selasa (18/11/2025).

Ia menambahkan, banyak nelayan terpaksa berhenti melaut karena biaya bahan bakar tak sebanding dengan hasil tangkapan.

Selama ini para nelayan membeli solar di SPBU yang berjarak sekitar 30 menit dari pelabuhan. Selain jauh, pembelian pun tidak bebas karena harus dibarengi dengan surat rekomendasi dari Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang. 

Harga solar yang mereka dapatkan juga tinggi. Nelayan harus merogoh Rp271 ribu untuk 31 liter solar. Irwansyah menyebut kapal berukuran kecil membutuhkan dua jeriken per hari, sedangkan kapal bermesin besar bisa menghabiskan tiga hingga empat jeriken. Kenaikan kebutuhan ini otomatis mengerek biaya harian para nelayan.

Di tengah situasi itu, nelayan meminta pemerintah turun tangan lebih serius. Menurut Irwansyah, kebutuhan paling mendesak adalah ketersediaan solar langsung di area pelabuhan. 

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada nelayan. Pasokan ikan di pasar ikut terganggu. Seperti diketahui, di Pajak Bawah Mayjend Sutoyo, Kota Kualasimpang, harga ikan sejak beberapa pekan terakhir melonjak tajam karena stok yang menipis. Beberapa pedagang menyebut pasokan dari Seruway dan wilayah pesisir lainnya datang tidak menentu, membuat harga ikan harian naik lebih cepat dari biasanya.

Minimnya pasokan, dikombinasikan dengan sulitnya akses solar bagi nelayan, membuat kekhawatiran bahwa harga ikan akan terus merangkak naik jika tidak ada intervensi pemerintah. Nelayan berharap solusi segera diambil agar roda ekonomi pesisir tidak berhenti di tengah tekanan cuaca dan energi. (mad)

Narator: Syita

Video Editor: Muhammad Anshar 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved