Opini
Manusia, Perspektif Alquran dan Sains
HASIL riset dan analisis yang diajukan Steven Olson dalam bukunya Mapping Human History, memperlihatkan hubungan kajian ilmiah tentang penciptaan
Oleh Ismail Muhammad
HASIL riset dan analisis yang diajukan Steven Olson dalam bukunya Mapping Human History, memperlihatkan hubungan kajian ilmiah tentang penciptaan manusia dengan ayat-ayat Alquran, termasuk penciptaan Adam sebagai manusia pertama. Satu aspek ilmiah yang paling banyak dibahas oleh Alquran adalah tentang manusia. Misalnya, Alquran membahas secara rinci tentang perkembangan janin dalam rahim ibu, pentingnya menyusui anak, kandungan madu lebah dan beberapa aspek lain dari alam.
Secara khusus, tentang penciptaan manusia dalam Alquran disebutkan: “Aku telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.” (QS. Al-Tin: 4). Kita hanya bisa mengamati kandungan ayat ini melalui bangunan fisik tubuh manusia yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Manusia adalah makhluk terindah dibandingkan makhluk Tuhan lain yang ada di bumi ini. Dalam konsep yang lebih mendalam, dalam diri manusia terdapat bermacam keindahan dan keunikan lain yang dapat diamati melalui penelitian ilmiah, di antaranya adalah tentang elemen khusus (yaitu kromosom, sel, dan DNA).
Menurut Steve Olson, kromosom, sel, dan DNA akan dapat bercerita tentang diri manusia, bahkan lebih shahih dibandingkan pengakuan lisan manusia itu sendiri. Bisa jadi elemen inilah nantinya di akhirat yang akan bercerita secara otomatis mengenai sikap dan tingkah hidup yang dilakoni manusia ketika berada di dunia. Firman Allah swt: “Pada hari itu kami tutup mulut mereka, berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan dulu.” (QS. Yasin: 65).
Beragam teori
Penelitian tentang manusia telah banyak dilakukan, yang melahirkan beragam teori tentang manusia secara fisik dan jiwa. Khusus mengenai asal usul manusia muncul sebuah teori bahwa lingkungan awal kejadian manusia modern adalah berada di Afrika, tepatnya di wilayah-wilayah sekitar Ethiopia, Kenya, Sudan, dan Uganda. Disebutkan Afrika sebagai wilayah awal perkembangan manusia adalah karena fosil (tulang belulang) yang ditemukan di wilayah itu diyakini sebagai fosil manusia yang paling tua dari yang pernah ditemukan.
Tentang evolusi manusia modern ini tercatat empat peristiwa penting: Pertama, sekitar 6 juta tahun lampau, populasi kera Afrika membelah menjadi dua spesies yang berbeda; Kedua, lebih 4 juta tahun silam, satu dari spesies kera tersebut berkembang sebagai kakek moyang manusia, berjalan dengan dua kaki dan mulai menggunakan tangan untuk menggerakkan dan melempar. Diyakini otak dari makhluk ini sudah lebih besar dibandingkan otak spesies kera pendahulunya. Para ahli menyebutkan makhluk ini sebagai australopithecus;
Ketiga, sekitar 2 juta tahun yang lalu, kera tersebut mulai mengubah benda menjadi alat-alat untuk berburu, seperti batu untuk memotong dan melempar, tulang sebagai alat untuk memukul. Dalam sejarah penelitian manusia, mereka dianggap sebagai spesies pertama penyandang nama homo (manusia), dan; Keempat, sekitar 100 ribu-200 ribu tahun lampau, homo tadi mulai berubah dan dianggap sebagai awal manusia modern dengan tubuh lebih kecil dibandingkan homo sebelumnya, dapat bergerak lebih cepat dan bebas.
Hasil evolusi itulah yang dianggap sebagai cikal bakal manusia yang menyebar di muka bumi sekarang ini. Namun demikian, banyak diantara fosil yang ditemukan di wilayah lainnya, tidak memperlihatkan garis hirarki (hubungan keturunan) yang dapat memasuki keempat kelompok manusia Afrika tadi, terutama karena tidak ditemukan generasi berikut yang menjadi turunan fosil-fosil itu, dan hasil uji DNA-nya tidak mempunyai kaitan dengan manusia Afrika. Di Indonesia, ditemukan fosil yang diberinama homo erectus, yang diyakini berumur 1 juta tahun. Di Eropa sebuah populasi yang bernama neandertal yang diyakini pernah hidup sekitar 30 ribu tahun yang lalu.
Inilah yang menyebabkan penelitian tentang evolusi manusia berlangsung secara rumit, ruwet, berputar tanpa arah perubahan yang jelas. Karena itu walaupun banyak orang telah meyakini temuan-temuan ini, tetapi masih sangat banyak yang merasa ragu dengan kebenaran teori tersebut. Kita sebagai muslim yang terikat dengan teori Adam sebagai manusia pertama, seharusnya tidak perlu merasa terganggu, karena teori tersebut masih bersifat spekulatif atau reka-reka.
Teori ilmiah lain yang sangat menarik tentang manusia adalah, dalam tubuh manusia terdapat 23 pasang kromosom. Susunan kromosom tersebut berpasangan dua-dua yang mencerminkan dualisme jenis kelamin yang misterius. Anggota setiap pasangan kromosom yang ada dalam diri manusia adalah berasal dari sebuah kromosom keturunan ayah dan satu lagi dari keturunan ibu. Semuanya (23) pasangan kromosom yang berasal dari ayah dan ibu ini melekat secara abadi pada diri seseorang manusia sampai ia mati.
Walaupun antara ibu dan ayah telah bercerai atau telah berpisah, tetapi kromosom yang ditinggalkan pada anak tetap berpelukan secara erat dan abadi. Pasangan kromosom yang unik dan aneh tersebut diberi nama dengan kromosom X dan kromosom Y. Pada seorang perempuan, semua pasangan kromosom tersebut mempunyai jenis sama, yaitu dua kromosom X. Adapun pada seorang lelaki, pasangan kromosom 1 sampai pasangan 22 adalah sama atau identik (contohnya: XX atau YY), namun kromosom ke 23 dari ayah adalah campuran X dan Y.
Mengandung DNA
Hasil penelusuran tentang kromosom Y yang dilakukan untuk melacak garis keturunan manusia, menunjukkan bahwa Kromosom Y pada semua laki-laki di dunia ini asalnya mengarah kepada satu kromosom Y dari seorang laki-laki yang sama yang pernah hidup pada zaman dulu. Setiap kromosom mengandung DNA (deoxyribonucleic acid), suatu melekul berbentuk panjang dan kompleks, namun ukurannya sangat halus, tidak lebih dari sebuah zarrah (partikel debu). DNA yang sangat kecil itu dapat memberikan informasi tentang manusia secara mendalam, padat, dan tidak mungkin terhapus.
Allan Wilson, Rebecca Cann dan Mark Stoneking yang disebut sebagai ahli Genetika Barkeley, meneliti tentang obyek kecil lain yang tersebar dalam sel manusia yang disebut dengan mitokondrion (dalam bentuk jamak mitokondria). Mitokondria berasal dari bakteri-bakteri yang mulai hidup dalam organisme lain bersel satu lebih dari satu miliar tahun yang lalu. Dalam tubuh manusia, mitokondrion hidup secara merdeka. Karena itu, maka mitokondrion itu mempunyai DNA tersendiri yang bebas dari DNA manusia.
Dalam setiap tubuh manusia terdapat triliunan mitokondria, dan urutan DNA dari setiap mitokondrion adalah sama. Tetapi DNA dari mitokondria yang berada dalam tubuh seseorang ada kemungkinan akan berbeda dengan DNA dari mitokondria yang terdapat dalam tubuh orang lain. Setelah diteliti DNA mitokondria manusia diturunkan melalui garis ibu (bukan dari garis bapak) dan berasal dari seorang perempuan tunggal. Analisis terbaru terhadap DNA mitokondria dengan menggunakan data-data tambahan menunjukkan bahwa perempuan tersebut hidup sekitar 150 ribu tahun yang lalu.
Uraian di atas menjelaskan tiga kesimpulan sementara yaitu, manusia modern awal diperhitungkan berasal dari Afrika dan hidup sekitar 100 ribu sampai 200 ribu tahun yang lalu, kromosom Y seluruh laki-laki di dunia ini adalah berasal dari seorang laki-laki tunggal yang pernah hidup, DNA mitokondria manusia diturunkan melalui garis ibu dan ia berasal dari seorang perempuan tunggal yang hidup sekitar 150 ribu tahun lalu.
Alquran dan hadis Rasulullah saw jelas menyebutkan bahwa manusia berasal dari Adam, sementara kajian ilmiah (pada tahap ini) memberitahukan kepada kita bahwa manusia berasal dari keturunan yang sama. Apakah keturunan yang sama itu bernama Adam dan Siti Hawa? Agaknya, terdapat titik temu dari kajian ilmiah dengan ajaran Islam, walau masih kabur atau samar-samar. Namun perlu dipahami bahwa dalam prinsip ilmiah, ilmu akan terus berkembang yang memungkinkan nantinya akan muncul kesimpulan lain tentang hal ini, yang diperoleh melalui riset lebih lanjut.
* Ismail Muhammad, Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh.