Kupi Beungoh
Melupakan MoU Helsinki, Apa Tidak Salah Bung Benny K. Harman?
MoU Helsinki bukan sekadar dokumen, melainkan narasi besar baru yang memberi rakyat Aceh mimpi tentang kesejahteraan
Oleh: Risman Rachman*)
ACEH selalu hidup dengan narasi besar. Selama berabad-abad, narasi itu adalah perlawanan.
Kisah Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, dan ribuan syuhada yang tak tunduk pada Belanda membentuk imajinasi kolektif bahwa Aceh adalah bangsa yang tidak pernah menyerah.
Bahkan ketika Indonesia lahir, Aceh tampil sebagai “daerah modal,” menyumbangkan darah dan harta demi republik.
Semua itu adalah narasi heroisme yang membuat Aceh tak pernah berhenti berpikir merdeka.
Namun Aceh juga pernah mencoba jalan damai.
Pada tahun 2000, Pemerintah RI dan GAM pernah mencoba jalan damai yang difasilitasi oleh Henry Dunant Center (HDC).
Ini adalah kesepakatan awal antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk menghentikan kekerasan, membuka ruang bantuan kemanusiaan, dan memulai dialog.
Dokumen Humanitarian Pause (Jeda Kemanusiaan) ini ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia (diwakili oleh Duta Besar Hassan Wirajuda) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) (diwakili oleh Dr. Zaini Abdullah).
Penandatanganan berlangsung di Davos, Swiss pada 12 Mei 2000.*)
Upaya jeda kemanusiaan ini gagal, dan berakhir pada 15 Januari 2001 setelah berbagai insiden yang menelan korban jiwa di Aceh.
Berakhirnya jeda kemanusiaan ini menyebabkan kembalinya eskalasi konflik bersenjata di Aceh.
Meski gagal, kesepakatan HDC menjadi semacam “laboratorium” yang membuka jalan bagi keberhasilan Perjanjian Helsinki 2005, yang pada akhirnya mengakhiri konflik panjang di Aceh.
Ikrar Lamteh; Bukti Rakyat Aceh tak Hanya Tahu Cara Melawan
Jauh sebelum "Jeda Kemanusiaan" dan "MoU Helsinki", Aceh juga pernah mencoba jalan damai.
Ikrar Lamteh pada tahun 1957 adalah yang paling terkenal di kalangan rakyat Aceh, sebagai upaya awal menghentikan konflik antara rakyat Aceh dengan Pemerintah Pusat di Jakarta.
Benny K Harman
MoU Helsinki
Memori MoU Helsinki
Revisi UUPA
kupi beungoh
Risman Rachman
Serambi Indonesia
opini serambi hari ini
berita aceh terkini
| Menemukan Harapan di Geurutee |
|
|---|
| Aceh, Dana Otsus, Janji 10 Triliun, dan Anjuran Fahri Hamzah |
|
|---|
| Redenominasi Rupiah, Berkaca dari Redenominasi Lira Turkiye |
|
|---|
| Menanggapi Ejekan Benny K Harman terhadap Perdamaian Aceh dan Kata Helsinki |
|
|---|
| Jauhi Zina dan LGBT: Karena Itu Merusak Diri, Keturunan, Agama, Nusa dan bangsa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Risman-A-Rahman-4-pulau-kembali.jpg)