Citizen Reporter

Diaspora dan Peluang Investasi di Aceh

PADA tanggal 24-25 Mei 2013 saya menghadiri Forum Diaspora Indonesia di Jerman yang diadakan di Berlin. Forum ini mengusung tema

Editor: bakri
OLEH FAHMI, Master of Science Student in Statistics Humboldt University, Berlin, melaporkan dari Jerman

PADA tanggal 24-25 Mei 2013 saya menghadiri Forum Diaspora Indonesia di Jerman yang diadakan di Berlin. Forum ini mengusung tema “Peran diaspora Indonesia dalam transfer teknologi untuk membantu meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia”.

Keynote speakers-nya Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) yang juga inisiator utama Diaspora Indonesia dari Washington DC, Dr Dino Patti Djalal, Staf Ahli Bidang Ekososbud yang juga Ketua Diaspora Indonesia untuk seluruh negara, Dr Wahid Supriyadi, dan Hakim Konstitusi Indonesia Dr Harjono MCL. Sedangkan tamu kehormatan sekaligus inspirator adalah Prof Dr Ing BJ Habibie.

Pada hari pertama, Dr Dino menjelaskan bahwa komunitas Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya di AS, cukup banyak. Mereka tersebar di seluruh negara bagian. Namun, mereka tak saling mengenal dan tidak terkoneksi antara satu dengan yang lain. Padahal, semua mereka memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan bisnis-bisnis mereka di AS dan di Indonesia. Atas dasar itulah Dr Dino merasa perlu ada wadah yang bisa mengoneksikan semua orang Indonesia di perantauan.

Apa itu diaspora?
Definisi diaspora Indonesia, menurut the 1st Congress of Indonesian Diaspora di Los Angeles 6-8 Juli 2012 adalah, setiap orang Indonesia yang berada di luar negeri, baik yang berdarah maupun yang berjiwa dan berbudaya Indonesia, apa pun status hukum, bidang pekerjaan, latar belakang etnis, dan kesukuannya.

Kini adalah saat yang tepat mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang bisa diukur melalui Human Development Index (HDI). Diaspora-diaspora negara lain seperti Cina, India, dan Filipina, sudah lebih dulu memainkan perannya sebagai connector antara diaspora di negara-negara perantau berada dengan negara asalnya yang menjadi simbol dari long distance nationalism. Diaspora India, misalnya, mempunyai peran penting dalam perkembangan industri teknologi informasi India yang mengalami pertumbuhan sangat pesat. Peran ini kemudian menghasilkan sebuah jaringan kerja sama transnasional yang memungkinkan terjadinya sebuah proses kontributif untuk meningkatkan sumber daya manusia mereka.

Menurut Prof BJ Habibie, diaspora Indonesia sebetulnya bukanlah hal baru, melainkan sudah ada sejak zaman beliau. Yang membedakannya sekarang cuma nama. Kata Habibie, dalam meningkatkan HDI yang dibutuhkan bukan cuma anggaran besar, tetapi haruslah mendahulukan SDM yang terbarukan. Sumber daya alam yang melimpah, dapat digunakan untuk peningkatan SDM yang berkualitas.

Sebagai inspirasi bagi generasi muda, Prof BJ Habibie juga mengilustrasikan perjalanan hidupnya dari seorang anak desa menjadi tokoh besar dunia. Dari tidak ada apa-apa menjadi memiliki semuanya (starting from nothing to getting everything).

Peluang untuk Aceh
Tanggal 18-20 Agustus 2013 akan dilaksanakan the 2nd Congress of Indonesian Diaspora di Jakarta Convention Center. Kongres ini untuk menyusun langkah detail program jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam even ini akan ada bagian-bagian sesuai dengan bidang-bidang tertentu, seperti business investment. Titik persebaran orang Indonesia di seluruh dunia juga dipetakan dan direorganisir untuk membangun Indonesian Diaspora Global Networking.

Nah, kesempatan ini bisa dimanfaatkan Pemerintah Aceh untuk mempromosikan dan sharing kepada anggota diaspora yang hadir. Kemungkinan lain, anggota diaspora akan menghubungkan Pemerintah Aceh dengan calon-calon investor yang ada di seluruh negara.

Ketika saya berdiskusi dengan Dr Wahid Supriyadi, Ketua Diaspora Indonesia yang juga mantan duta besar RI untuk Australia, ia sangat mendorong Pemerintah Aceh untuk ikut dalam kongres pada Agustus mendatang. Begitu juga Dr LT Tan, orang Indonesia yang sudah menjadi warga negara Belanda, juga sangat ingin membantu Pemerintah Aceh dalam bidang health medical science.

Besar harapan saya Aceh mengirim delegasinya ke acara the 2nd Congress of Indonesian Diaspora di Jakarta Agustus nanti.
[email penulis: fahmi_mfj@yahoo.com]

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved