Citizen Reporter
Khatib di Nabawi Serukan Berdoa untuk Palestina
PERNYATAAN Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel
OLEH AKMAL HANIF Lc, pimpinan sebuah travel umrah asal Aceh, melaporkan dari Madinah
PERNYATAAN Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah membangkitkan amarah umat muslim di seluruh dunia. Satu hal yang menarik, menurut saya, adalah gejolak dukungan terhadap Palestina membara hingga ke Arab Saudi. Saat saya membawa 258 jamaah umrah Aceh bulan Desember ini, Jumat lalu di Masjid Nabawi saya mendengar materi khutbah yang disampaikan khatib menyinggung soal Palestina.
Walau di awal rukun khutbah berisi nasihat, namun di pengujung khutbah saya menyimak khatib menyebut negeri Palestina. Khatib mengajak umat muslim untuk mendoakan Palestina agar tidak dikuasai pihak lain (Israel), karena di Palestina terdapat salah satu kota suci umat Islam, yaitu Al Quds atau Yerusalem, di mana terdapat salah satu dari tiga masjid utama umat muslim, yakni Masjidil Aqsa.
Kita ketahui Masjidil Aqsa merupakan masjid bersejarah umat muslim karena pernah menjadi arah kiblat shalat umat muslim, serta jazirah para nabi dan aulia.
Kenapa hal ini menjadi menarik, karena memang tidak lazim khatib khutbah di Arab Saudi baik di Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan masjid lainnya menyinggung soal Palestina. Apalagi kali ini gejolak di Palestina terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat, negara adikuasa yang diketahui punya kedekatan dengan Kerajaan Arab Saudi pada masa pemerintahan King Abdullah bin Abdul Azis, khususnya masalah kerja sama minyak bumi, sehingga muncul ungkapan “Arab Saudi merupakan anak emas Amerika Serikat.”
Namun, pada masa pemerintahan King Salam, hubungan Arab Saudi dan Amerika memang tidak sedekat masa pemerintahan raja-raja sebelumnya. Sehingga, semakin sering kita dengar ada nasihat dan doa untuk mendukung Palestina yang bertentangan dengan kebijakan Amerika yang terang-terangan mendukung Israel dan kaum Yahudi Laknatillah. Namun demikian, dalam khutbah dan nasihat yang disampaikan para khatib, menekankan untuk mendoakan negeri dan rakyat Palestina serta Masjidil Aqsa, bukan seruan lainnya.
Tak surutkan ibadah
Kondisi Kota Madinah saat ini sedang musim dingin dengan kondisi suhu 10 hingga 13 derajat Celcius. Namun, walaupun cuaca cukup dingin, tidak mengurangi antusiasme setiap orang untuk beribadah dan shalat berjamaah lima waktu ke masjid, baik jamaah umrah dan warga kota Madinah. Yang tua dan muda selalu bersemangat menuju masjid termasuk anak-anak, yang ceria sambil bermain dan bercanda dalam perjalanan menuju masjid.
Semangat seperti ini patut kita contoh. Maka saya sangat mengapreasi gerakan-gerakan seperti Kelompok Jamaah Subuh yang mulai banyak dibentuk di seluruh Aceh. Bagi pemuda, bergabunglah dengan komunitas positif seperti ini, sehingga kita termotivasi untuk beribadah dan shalat berjamaah.
Mohon maaf, saya memperhatikan masih banyak masyarakat kita di Aceh yang enggan shalat jamaah ke masjid dan memilih shalat di rumah, bahkan masih lalai mendirikan shalat, padahal rumahnya dekat dengan masjid. Seharusnya, kita bersyukur masih bisa shalat berjamaah ke masjid. Dibandingkanlah dengan saudara-saudara kita seiman di Rohingya yang sulit beribadah terang-terangan atau saudara kita di Palestina yang masjidnya pun dirusak Yahudi Israel.
Di akhir laporan ini izinkan saya berpesan kepada umat muslim yang ingin melaksanakan ibadah umrah dalam dua bulan ke depan, persiapkan jaket, masker, dan obat-obatan yang biasa dikonsumsi, untuk menjaga kondisi badan tetap fit beribadah.