Puisi Didong dan Smong jadi Bahan Ajar Sanggar Sastra Balai Pustaka Angkatan II
Balai Pustaka merupakan perusahaan penerbit tertua di Indonesia dan sudah berumur seratus tahun pada 2017 lalu
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sanggar Sastra Balai Pustaka angkatan ke II kembali memulai aktivitas pada Sabtu, 27 Januari 2018.
Diikuti 82 peserta, terdiri dari siswa, mahasiswa, guru sekolah menengah, dan umum, berasal dari Jabodetabek, dan Banten.
Puisi lisan didong dari Gayo dan puisi Smong dari Simeulue ikut diperkenalkan kepada peserta dan menjadi contoh manfaat puisi dalam kehidupan manusia.
Baca: Didong Pegayon Rayakan Pentas 100 Tahun Balai Pustaka
Didong dimanfaatkan penyair Gayo untuk menyerukan perdamaian dan pengharaan kepada keberagaman, seperti tertuang dalam puisi didong "Aman" karya Ceh Daman.
Sementara puisi Smong berfungsi sebagai sistem peringatan dini bencana pada peristiwa tsunami 2004.
Direktur Utama (Dirut) Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, mengajak peserta Sanggar Sastra menorehkan sejarah baru, seperti sejarah yang pernah ditorehkan oleh generasi terdahulu.
"Dulu tidak seorangpun pemimpin di negeri ini yang tidak mengenal Balai Pustaka. Mereka jadi pintar karena peran Balai Pustaka juga," kata Achmad Fachrodji.
Baca: ‘Smong’ Kearifan Lokal Mitigasi Tradisional
Balai Pustaka merupakan perusahaan penerbit tertua di Indonesia dan sudah berumur seratus tahun pada 2017 lalu.
Balai Pustaka menyelenggarakan Sanggar Sastra dalam rangka merangsang kreativitas generasi muda dalam bidang sastra.
Sanggar Sastra Balai Pustaka Angkatan II ini dibagi dalam tiga kelas, yakni kelas penulisan puisi, kelas penulisan prosa, dan kelas apresiasi sastra.
Baca: Masyarakat Gayo Se-Jabodetabek Gelar Didong Jalu Semalam Suntuk
Kegiatan Sanggar Sastra berlangsung sampai bulan Mei 2018 mendatang.