Kondisi Arus Air Laut tak Normal Sebabkan Harga Ikan Mahal di Pidie Jaya
karena minim hasil tangkapan, maka secara langsung mempengaruhi pada harga transaksi
Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Idris Ismail | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Dampak dari pengaruh kondisi arus air laut tak normal menyebabkan minimnya hasil tanggkapan nelayan di Pidie Jaya (Pijay) dalam tiga pekan terakhir.
Akibatnya, harga transaksi ikan lebih tinggi di pasaran.
Penasehat panglima Laot Lhok Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya, Ir HM Bentara kepada Serambinews.com, Rabu (7/2/2018) mengatakan, biasanya hasil tanggapan nelayan saat seperti musim timur tahun-tahun sebelumnya rata- rata mencapai 20 sampai 25 tong viber.
Baca: Jatah Raskin Dari Kemensos RI Juga Berkurang di Pidie Jaya, Dari 15 Kg Beras Menjadi 10 Kg
"Namun, dikarenakan pengaruh cuaca arus air laut yang tidak normal menyebabkan hasil tangkapan nelayan menjadi menurun yang rata-rata didapati setengah tong viber atau satu keranjang ukuran 50 Kg," sebutnya.
Kendati demikian, semangat para nelayan tetap saja beraktivitas melaut seperti biasa.
Namun, karena minim hasil tangkapan, maka secara langsung mempengaruhi pada harga transaksi.
Apalagi selama suasana maulid, permintaan ikan tentunya sangatlah tinggi.
Baca: Kasus Hendak Jual Beras Bantuan Gempa, Ini Tindakan Polisi terhadap Kepala BPBD Pidie Jaya
Misalnya harga ikan tongkol dari biasanya Rp 20.000/Kg kini menjadi Rp 30.000/Kg.
Demikian halnya harga ikan dencis dari Rp 25.000/Kg menjadi 35.000/Kg dan ikan teri kering dari Rp 40.000/Kg kini menjadi Rp 60.000/Kg.
Akibat pasokan ikan yang sangat minim, selama ini warga terpaksa mengkonsumsi ikan yang dipasok dari luar daerah baik Medan maupun kabupaten tetangga, Bireun, Pidie, dan Banda Aceh. (*)