Puluhan Gajah Masuk Kebun dan Rusak Tanaman Warga Seumanah Jaya Aceh Timur

“Jangan hanya saat ditemukan gajah mati banyak pihak yang perduli. Tapi, saat tanaman warga dirusak semua pihak hanya diam seperti penonton,”

Penulis: Seni Hendri | Editor: Muhammad Hadi
Seorang anak memperlihatkan tanaman cabe yang dirusak gajah di Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Kamis (22/2/2018) 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Puluhan gajah liar kembali memasuki perkebunan petani di Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Kamis (22/2/2018) lalu, akibatnya sejumlah tanaman warga dirusak.

Muhat warga Gampong Seumanah Jaya, kepada Serambi, Rabu (28/2/2018) mengatakan, gerombolan gajah itu datang dari areal perkebunan sawit PT Atakana.

Baca: Mulut Guru Wanita di Aceh Timur Ini Dibekap, Tangan Diikat dan Pencuri Berhasil Jarah Hartanya

Kemudian langsung masuk ke perkebunan petani yang lokasinya berbatasan dengan areal PT Atakana tersebut.

“Kamis malam masuk ke Dusun Lubuk Bayah, dan Blang Perak, kemudian Jumat pagi gajah kembali ke areal PT Atakana, dan Sabtu malamnya masuk ke Dusun Blang Gadeng, sekarang gajah itu sudah kami usir dan kembali ke kawasan hutan di atas PT Atakana,” ungkap Muhat.

Saat gajah masuk ke perkebunan warga di tiga dusun tersebut, jelas Muhat, merusak tanaman sawit, kelapa, pinang, pisang, cabe, jangung, dan sejumlah tanaman lainnya.

Warga menanyakan komitmen pemerintah dalam menangani konflik gajah. Pasalnya, konflik gajah dengan manusia ini terkesan diabaikan.

Pemerintah terkesan tak pernah serius menanggulangi solusi penanganan konflik gajah dengan manusia.

Baca: 27 Gajah Usik Warga Lhok Keutapang Tangse, Ini Berbagai Tanaman yang Dirusak

Sementara selama ini masyarakat terus menjadi korban yang dirugikan, karena tanaman di kebun mereka menjadi sasaran santapan gajah tersebut.

Warga berharap pemerintah turut prihatin, dan mengambil langkah-langkah serius dan signifikan untuk menanggulangi konflik gajah ini.

“Jangan hanya saat ditemukan gajah mati banyak pihak yang perduli. Tapi, saat tanaman warga dirusak semua pihak hanya diam seperti penonton,” ungkap Muhat.

Karena lambatnya penanganan dari pemerintah untuk menangangi konflik gajah ini, jelas Muhat, sebagian petani berusaha melindungi tanaman mereka dengan berbagai cara.

“Karena jika berharap pemerintah menyelesaikan konflik gajah ini butuh waktu yang sangat lama, karena program pembuatan barier yang dicanangkan saja hingga saat ini belum rampung," ujarnya.

Baca: Ini Jumlah Tuntutan Jaksa Untuk Empat Terdakwa Kasus Tipikor Kantor BPN Aceh Timur

Sementara, warga terus jadi korban, tak menutup kemungkinan petani akan meninggalkan kebunnya dan beralih ke profesi lain.

"Semoga ini tidak terjadi. Karena itu kita harap pemerintah segera membantu menyelesaikan konflik gajah ini agar aktivitas bertani berjalan normal,” harap Muhat. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved