Miris, Pasien Ini Terpaksa Naik Mopen L300 Lantaran tidak Mampu Bayar Ambulance
Saat akan pulang dari RSUZA, sang pasien hanya ditemani seorang anak perempuannya bernama Fitri.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kabar miris, seorang pasien yang baru beberapa hari menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum H Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Jumat (9/3/2018) saat ini harus pulang dengan menumpang mobil L300.
Penyebabnya, lantaran sang pasien bernama Rusli Lingga asal Desa Suka Maju, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya ambulance.
Informasi tersebut diperoleh Serambinews.com dari gurb Blood Four Life Foundation (BFLF) Kota Subulussalam yang diposting salah satu anggota.
Kebetulan, sang anggota grub tersebut sedang dalam perjalanan dari Banda Aceh menuju Kota Subulussalam.
"Adakah yang membantu bapak ini, dia orang Gelombang habis operasi tidak mampu membayar mobil lain," tulisnya.
Baca: Warga Ulim Keluhkan Ambulance tidak Standby di Puskesmas, Ini Jawaban Kadis Kesehatan
Infromasi yang dihimpun, pasien tersebut berobat ke RSUZA atas penyakit usus buntu yang dia derita. Dia pun telah selesai menjalani operasi Rabu (28/2/2018) lalu.
Saat akan pulang dari RSUZA, sang pasien hanya ditemani seorang anak perempuannya bernama Fitri.
Namun pihak RSUZA sudah menganjurkan pulang sehingga sang anak kebingunan lantaran tidak memiliki uang. Akhirnya, dia pun pulang dengan naik mobil L300.
"Kalau naik ambulance, dana jugalah makanya naik mobil ini," kata Fitri.
Fitri mengaku tidak tahu berapa biaya ambulance. Dia sendiri tidak begitu paham dan tidak pula menanyakan kepada pihak rumah sakit.
Baca: Ambulance RSU Jadi Bus Sekolah
Selain itu, Fitri mengaku tidak pula ada penawaran ambulance.
"Tidak ada saya tanya tapi ya kami gak ada uang," ujar Fitri.
Hingga berita ini diturunkan, pasien masih berada sekitar terminal bus Batoh, Banda Aceh.
Sementara sejumlah warga di Subulussalam pun sedang menggalang dana untuk ongkos sang pasien.
Sebab, ongkos L300 saja kabarnya pasien ini tidak mampu membayar. (*)