Citizen Reporter
Meksiko tak Seseram yang Dibayangkan
UNTUK kelima kalinya saya diutus LSM RATA (Rehabilitation Action for Torture Victims in Aceh), mengikuti konferensi tahunan
OLEH RAHMI ABDUL KARIM, Program Officer LSM RATA, Bireuen, saat ini sedang studi bahasa di Swedia, melaporkan dari Mexico City, Amerika Latin
UNTUK kelima kalinya saya diutus LSM RATA (Rehabilitation Action for Torture Victims in Aceh), mengikuti konferensi tahunan yang dikhususkan untuk members IRCT (International Rehabilitation Council for Torture Victims) di berbagai negara. Kali ini saya ikut sesi simposium ilmiah IRCT di Mexico City. Inilah kota yang dijuluki ”kota mafia” di Amerika Latin.
Meksiko yang memiliki nama resmi Estados Unidos Mexicanos (Mexico Serikat), merupakan kota tertua di Amerika Utara dan terletak di perbatasan AS-Mexico. Di sini aturan hukum tak lagi berlaku, karena kota ini telah dikuasai oleh para gengster dan kartel narkoba.
Simposium berlangsung di Hotel Hilton Mexico City Reforma yang terletak di Jalan Av Juarez. Berdasarkan referensi yang saya baca sebelum terbang ke Meksiko, Ciudad Juarez adalah salah satu jalur utama penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat dan menjadi pusat perkelahian antarkelompok narkoba.
Saya berpikir, saya tak akan memiliki keberanian untuk sekadar jalan-jalan sendirian dan melihat keindahan Kota Meksiko. Namun, kekhawatiran saya hilang ketika saya tiba di kota ini, salah satu kota terbesar di dunia dengan luas 1.972.550 km2.
Kenapa saya tak begitu khawatir? Karena, penguasa menempatkan ratusan personel keamanan di setiap sudut kota. Bahkan sepanjang Jalan Av Juarez, saya lihat banyak personel keamanan yang sedangbertugas.
Padatnya kegiatan simposium hampir membuat saya tak memiliki waktu untuk berjalan-jalan melihat kota ini. Lalu saya putuskan untuk memanfaatkan waktu sebelum sarapan, menyempatkan diri keliling kota untuk mengenal lebih dekat dan menikmati Kota Meksiko. Meskipun masih terlalu pagi, saya lihat petugas keamanan sudah memenuhi pinggir jalan utama Avenida Juarez dan beberapa personil sedang patroli di kawasan Alameda Central Park, yaitu taman kota yang berada tepat di depan hotel tempat saya tinggal.
Avenida Juarez dikenal sebagai area wisata yang bersejarah dan merupakan distrik yang wajib dikunjungi wisatawan. Kawasan ini dipenuhi bangunan bersejarah. Bangunannya merupakan peninggalan bangsa Spanyol dan masih dijaga keasriannya.
Hanya dengan menyeberangi jalan, saya sudah berada di Taman Alameda Central. Taman yang nyaman duduk dan bersantai, karena tersedia bangku-bangku panjang warna hijau tua yang terukir dari besi. Juga terdapat beberapa monumen dan merupakan free wifi area. Taman ini dipenuhi bunga khas Meksiko yaitu kastuba atau dikenal juga dengan nama Flores de noche buena. Daunnya yang merah menyala makin menambah keindahan taman.
Di sisi kanan Alameda Central Park berdiri megah Benito Juarez Monument , yakni monumen neoklasik setengah lingkaran. Museum ini dibangun untuk mengenang jasa pahlawan Benito Juarez. Tepat di sebelahnya terdapat Museum Palacio de Bellas Artes yang jadikan sebagai museum seni sekaligus ikon Kota Meksiko.
Setelah mendokumentasikan kedua historic center tersebut, saya pun melanjutkan berjalan khaki dan menyeberangi perempatan. Tak jauh dari museum seni itu terdapat museum lainnya yaitu Museo Nacional de Arte, Museo de Ejercito, dan Museo Interactivo de Economia yang dijadikan sebagai tempat pembukaan acara Simposium Ilmiah IRCT.
Hari berikutnya, saya kembali memanfaatkan sisa-sisa waktu dan kembali menyusuri sudut Kota Mexico. Kali ini saya memilih untuk berjalan berlawanan arah dari hari sebelumnya. Tujuan saya adalah Monumento Ala Revolucion yang juga tak jauh dari hotel tempat saya menginap.
Monumento Ala Revolucion adalah monumen yang di bangun tahun 1910 untuk memperingati Revolusi Meksiko. Terdapat lantai bawah tanah yang dijadikan kafe dan pintu masuk menuju lift kaca untuk naik ke puncak monumen yang tingginya mencapai 57 meter.
Selain monumen dan museum, sepanjang jalan tersebut dipenuhi mal, pertokoan, dan pedagang emperan. Saya mengalami kesulitan ketika membeli makanan dan souvenir, karena para pedagang tak bisa berbahasa Inggris dan saya tak bisa berbahasa Spanyol. Satu-satunya pilihan adalah menggunakan bahasa isyarat. Hehehe.
Meksiko berada di bawah kekuasaan Spanyol selama hampir 300 tahun, sampai adanya pemberontakan dan mereka meraih kemerdekaan pada 16 September 1810. Maka tak heran jika bahasa Spanyol merupakan bahasa nasional di Meksiko.