Salam

Harus Disikapi, Keberadaan Orang Gila dalam Masyarakat

Matraten (60) yang dikenal sebagai pria sakit jiwa, dua hari lalu menjadi pelaku utama tragedi berdarah

Editor: bakri
IST
Telinga Azhari (28), pedagang buah-buahan di Lhoksukon putus digigit seorang pria yang mengalami gangguan jiwa 

Matraten (60) yang dikenal sebagai pria sakit jiwa, dua hari lalu menjadi pelaku utama tragedi berdarah di Desa Mersak, Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan. Ia membakar rumah sekdes setempat kemudian membacok tiga orang lainnya. Seorang anak berusia 2,5 tahun yang menjadi korban bacokan meninggal dunia. Dan, dua korban lainnya mengalami luka-luka serius.

Sedangkan sang pelaku yang diketahui masyarakat pernah dirawat di rumah sakit jiwa itu, akhirnya juga meninggal beberapa jam kemudian di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Yulidin Away Tapaktuan. Belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait mengenai penyebab meninggalnya pelaku, namun beberapa kalangan menduga akibat diamuk massa pasca-insiden tersebut.

Polisi mengatakan, pada Sabtu (5/5) malam sekira pukul 20.00 WIB, Matraten sambil membawa parang, bensin, dan korek api mendatangi rumah Husidin (Sekdes) yang berseberangan jalan dengan rumah pelaku. Matraten menyiramkan bensin ke sepeda motor milik sekdes yang parkir di ruang depan lalu disulut api hingga berkobar.

Lalu, ia mengayunkan parang ke kepala balita yang sedang bermain di depan rumah. Akibat luka parah, balita itu meninggal di puskesmas. Dua warga yang ingin mengamankan pelaku juga terkenan bacokan parang hingga berdarah-darah. Setelah berjuang keras, akhirnya massa berhasil meringkus pelaku serta memadamkan api yang membakar ruangan depan rumah sekdes.

pelaku dilaporkan meninggal dunia.

Amukan orang sakit jiwa di Aceh sudah sangat sering terjadi. Tak terhitung lagi berapa jumlah korban pembunuhan oleh orang gila di Aceh. Namun, sejauh ini, kita melihat belum ada upaya serius, terutama dari pemerintah dalam penanganan orang sakit jiwa. Padahal, data tahun lalu menunjukkan ada 22.033 warga Aceh, mayoritas usia produktif mengalami gangguan jiwa. Mereka tersebar di berbagai kabupaten/kota, dan jumlah mereka terus meningkat.

Pihak RSJ Aceh di Banda Aceh hanya mengimbau masyarakat untuk mengantar siapapun yang mengalami gangguan jiwa untuk dirawat inap atau rawat jalan. Sebab, selama ini selain banyak orang gila yang mengamuk dan berbuat sadis, sebagian besar penderita gangguan jiwa itu juga telantar, tanpa ada yang peduli.

Kita juga mempertanyakan apakah pusat rehabilitasi pasien jiwa di Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, sudah berfungsi? Sebab, kita tahu, lahan seluas 25 hektare sudah disiapkan sejak beberapa tahun lalu untuk pusat penanganan kasus kejiwaan dan napza secara komprehensif. Jika belum siap, mohon diprioritaskan pembangunannya mengingat keberadaan orang sakit jiwa di tengah masyarakat terus meningkat dan semakin mencemaskan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved