Pernah Bertemu Soeharto, Mahathir Mohamad: Saya Selalu Berbicara dari Hati ke Hati Dengan Pak Harto
Dalam pemilu Malaysia, Mahathir berhasil mengalahkan perdana menteri petahana Najib Razak.
SERAMBINEWS.COM - MAHATHIR Mohammad, resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah mengucapkan sumpah jabatan di Istana Negara, Damansara, Malaysia, Kamis malam, 10 Mei 2018.
Dalam pemilu Malaysia, Mahathir berhasil mengalahkan perdana menteri petahana Najib Razak.
Dengan dilantiknya Mahathir, ia menjadi perdana menteri ketujuh Malaysia. Jabatan ini merupakan yang kedua kali bagi Mahathir setelah menjadi perdana menteri pada 1981-2003.
Bagi masyarakat Indonesia, nama Mahathir Mohamad sudah tidak asing lagi. Maklum, selama ia menjadi Perdana Menteri Malaysia, Mahathir sangat dekat dengan Presiden Soeharto.
Baca: Ragam Perlombaan Meriahkan GOLF Ke 2 UIN Ar-Raniry
Baca: Saat Napi Teroris Bunuh 5 Anggota Densus 88 di Mako Brimob, Ternyata Ahok Tidur Nyenyak
Berikut penuturan Mahathir Mohamad, seperti yang tertuang dalam Buku 'Pak Harto The Untold Stories' terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, 2002).
Sebelum saya bertemu langsung dengan Presiden Soeharto, saya selalu mengikuti perkembangan dari berbagai kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan beliau.
Saya merencanakan apabila nanti diangkat menjadi Perdana Menteri, maka kunjungan luar negeri saya yang pertama kali adalah kepada Presiden Soeharto.
Dan itu terjadi setelah saya dilantik menjadi Perdana Menteri malaysia menggantikan Datuk Hussein On pada tahun 1981.
Kunjungan ini sangat berkesan. Saya disambut langsung oleh Presiden Soeharto di lapangan terbang dengan upacara kehormatan.
Setelah itu saya satu mobil dengannya menuju kediaman untuk tamu negara di belakang Istana Merdeka.
Pak Harto mengantar saya sampai ke kamar dan mengatakan apabila ada kekurangan bisa disampaikan kepada orang yang disiapkan untuk melayani.
Pertemuan ini menorehkan kenangan mendalam. Saya menilai Pak Harto sangat beradab dan mempunyai sifat-sifat baik.
Orang Melayu menganut paham yang menghormati tamu. Saya melihat beliau betul-betul menghormati walaupun tamunya tidak memiliki jabatan yang setara, karena Pak Harto adalah seorang Presiden dan saya hanya perdana menteri.
Saya melihat setiap ucapan dan tindakan yang dilakukan Pak Harto benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin.
Walaupun Pak Harto memiliki latar belakang sebagai tentara, ia tidak menunjukkan sikap yang sombong dan kalimat-kalimat yang keras. Bahasanya juga baik sekali.