Muhammad Nazar Kembali Terima Skripsi yang Semula Ditulis 300 Halaman dan Dipangkas Jadi 73 Halaman

"Ini sebagai spirit tidak melupakan kampus dan sosialisasi budaya menulis ilmiah," kata Prof Azman Ismail

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Muhammad Nazar saat menerima "hadiah" skripsinya sendiri dari mantan pembimbingnya Prof. Dr. Tgk. Azman Ismail, MA, dan daftar isi serta referensi yang digunakan Nazar dalam menyelesaikan skripsinya 

Laporan Fikar W.Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Wagub Aceh periode 2007-2012, Muhammad Nazar adalah orang pertama yang menulis skripsi dalam bahasa Arab.

Karyanya itu merupakan skripsi pertama jurusan kesustraan Arab di Fakultas Adab UIN (dulu IAIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. Nazar juga diuji dalam bahasa Arab dan lulus 1997.

Nazar adalah angkatan dan alumni perdana pada jurusan sastra Arab yang dulu masih bernama IAIN Ar-Raniry tersebut.

Prof Dr Tgk Azman Ismail MA, menyerahkan sebuah salinan skripsi karya Nazar itu dalam acara Reuni & Buka Puasa Bersama alumni Fak. Adab & Humaniora UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, Sabtu (26/5/2018).

Baca: Muhammad Nazar : Rakyat Aceh Jangan Larut Isu Obligasi tapi Lupa Kawal Wakaf Aceh di Saudi

Seperti diketahui, Prof Azman, mantan salah seorang pembimbing skripsi Nazar yang juga satu-satunya pakar sastra Arab di Indonesia alumni Al Azhar Mesir.

"Ini sebagai spirit tidak melupakan kampus dan sosialisasi budaya menulis ilmiah," kata Prof Azman Ismail.

Bagi Nazar, yang saat ini memimpin Partai SIRA, hadiah itu sangat istimewa.

"Selain sebagai sebuah histori, juga mengingatkan kita, bahwa dari Aceh pernah lahir karya-karya penting dan berharap ke depan terus lahir karya-karya baru," kata Nazar.

Awalnya skripsi itu ditulis Nazar setebal lebih dari 300 halaman.

Baca: Muhammad Nazar: Bek Watee Pukat Katrok U Darat Baro Pura-pura Tarek

Mengupas sastra politik, sosial dan agama dengan segala latar belakangnya pada era Dinasti Bani Ummayyah berbanding "sastra kekuasaan" di Indonesia pada masa Orde Baru.

Tetapi usulan Nazar dipangkas dan diubah kembali dengan hanya berfokus pada masa dinasti Bani Ummayyah di Timur Tengah dan daerah kekuasaannya. Jadinya skripsi itu tinggal 73 halaman.

Pemangkasan karya ilmiah tersebut waktu itu disebabkan hampir semua dosen dan guru besar yang membimbing skripsi Nazar itu khawatir jika menyinggung pemerintah RI kala itu.

Substansi pergerakan politik dan komunikasi masa lewat prosa retorik tetap dimuat dominan dalam skripsi tersebut.

Baca: Muhammad Nazar: DPRA Harus Ikhlas Terima Pergub APBA 2018, Siapkan Langkah Pengawasan Ketat

Skripsi tersebut pernah diminta oleh Drs Fachry Ali, MA, seorang pengamat politik nasional yang juga alumni sastra Arab di salah satu IAIB di Pulau Jawa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved