Opini
Menegaskan Eksistensi Toleransi Islam
ISLAM saat ini telah dijadikan sasaran terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi oleh Barat yang penuh kebencian
Oleh Rahmadon Tosari Fauzi
ISLAM saat ini telah dijadikan sasaran terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi oleh Barat yang penuh kebencian. Mereka melihat Islam dan pemeluknya sebagai sebuah kekuatan yang akan bangun dari tidur untuk menghancurkan berhala-berhala jahiliah modern dan menjunjung kembali panji moralitas dan agama.
Barat mengklaim bahwa Islam adalah agama terorisme dan menyeramkan, Muslim tidak toleran dengan agama lain, meskipun mereka dan negara-negara yang sepemahaman dengannya belum melihat tindakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang beragama Islam dan hal tersebut memang sangat jauh dari nilai dan ketentuan dalam Islam. Lalu, bagaimana caranya sekarang bagi Muslim membuktikan bahwa Islam adalah agama toleransi yang benar?
Allah Swt mengutus Nabi Muhammad saw ke Mekkah untuk menyeru orang-orang agar beriman dan percaya kepada-Nya. Dan sebagaimana telah dipertontonkan dalam sejarah bahwa Nabi bersama dengan pengikutnya yang percaya dengannya menjadi sasaran berbagai macam siksaan dan penganiayaan selama bertahun-tahun oleh kaum kafir Qurasy saat itu. Islam menjadi terkepung di Mekkah sampai Allah Swt berkehendak bahwa agama ini menjadi risalah yang murni dan memberi rahmat bagi seluruh alam.
Maka saat terjadinya penaklukan pertama oleh kaum Muslim ketika mereka memasuki Mekkah, Nabi saw berdiri dihadapan orang-orang kafir Quraisy dan para pemimpinnya yang sebelumnya telah melakukan kejahatan dalam bentuk siksaan terhadap Muslim. Nabi saw pun berkata dengan ucapannya yang penuh toleran kepada mereka, “Menurut Anda, kira-kira apa yang pantas saya lakukan kepada Anda sekarang?” Mereka menjawab, “Engkaulah saudara kami yang mulia, Engkaulah anak dari saudara kami yang mulia” sebagai bentuk kepasrahan mereka terhadap apa keputusan Nabi saw. Lalu Nabi saw mengatakan, “Pergilah kalian, kalian kami bebaskan”.
Doktrin toleransi
Hal itu adalah bentuk toleransi pertama yang menyentuh telinga para penindas. Doktrin toleransi kemudian memungkinkan pembentukan negara Islam pertama atas dasar toleransi dan amnesti di antara umat Islam sendiri dan di antara Islam dengan yang lainnya.
Ketangkasan Nabi saw dalam mengonsolidasikan hubungan antara Muslim dan penduduk Yahudi di Madinah, meskipun Nabi mengetahui bahwa bagaimana orang Yahudi yang sebenarnya suka mengingkari perjanjian dan terhadap penipuan yang berulang kali mereka lalukan, Nabi membangun sebuah hubungan dengan mereka atas dasar toleransi. Dia tidak termasuk dari posisi aturan yang diambil ketika orang-orang Yahudi mengkhianati kaum Muslim dan mencoba membunuh Nabi yang mulia.
Para kontemplator ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi sangat memahami kebenaran toleransi agama dalam semua manifestasinya, Muslim diperintahkan untuk membangun pendekatan dengan menjalin hubungan dengan sesamanya dan dengan orang lain dengan penuh kejujuran dan keadilan. Keberlangsungan hubungan tersebut selalu harus dihormati dan dipelihara dalam berurusan dengan mereka, selama perdamaian terjalin dan selama dalam hubungan mereka tidak menunjukkan permusuhan dan kebencian terhadap Muslim.
Sebagaimana keadaan Muslim dalam urusannya dengan sesama Muslim lainnya diperintahkan untuk saling toleransi dalam jual-beli, memberi pengampunan dan kemaafan terhadap orang-orang yang menyinggung perasaannya, dan pemberian kemaafan terhadap orang telah telah menzalimi dan berlaku tidak adil padanya. Begitu juga keadaannya ketika Muslim berhubungan dengan selain mereka.
Sesungguhnya telah terdapat model dalam sejarah Islam melalui berbagai tahapan pembentukan toleransi yang sangat indah, ketika Salahuddin Al-Ayyubi membebaskan Palestina mengedepan toleransi dan pengampunan terhadap Tentara Salib yang telah terkalahkan, meskipun sebelumnya ketika mereka memasuki koa Yerusalem membunuh ribuan Muslim dengan pedang kebencian dan pengkhianatan yang membabi-buta. Islam telah mempertontonkan kelakuan yang begitu mulia yang sangat bertolak belakang dengan peradaban Barat dan non Muslim.
Islam telah mendesak kita untuk bersabar dan mematuhi amnesti (pengampunan) dan toleransi. Kedua hal ini adalah sebagai alasan guna mendapatkan pahala yang besar, status yang mulia, menjadi kontribusi untuk pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Berikut ini penjelasan tentang pentingnya pengampunan dan toleransi dalam Islam: Pertama, tentang profil amnesti dan toleransi itu sendiri, banyak penyalahgunaan yang dilakukan oleh manusia, banyak bermunculan situasi yang memalukan dan memprihatinkan, serta masalah-masalah yang terjadi antara seseorang dengan orang lain. Sehingga ini menjadi pemicu terjadinya pertengkaran antarsesama mereka, dan memungkinkan pemutusan hubungan, serta pemboikotan yang seringkali terjadi.
Oleh karena itu, pentingnya amnesti dan toleransi. Pengampunan berarti menghilangkan individu tertentu dari pelecehan atau rasa bersalah, dan pengabaian hukuman terhadapnya, toleransi dimaksudkan untuk memungkinkan dan menerima alasan orang lain untuk meminta pengampunan.
Kedua, pentingnya amnesti dan toleransi dalam Islam. Islam mendesak kita untuk menjadikannya sebagai sebuah agama toleransi, yang mengajarkan kasih sayang untuk moralitas, dan menerapkan nilai-nilai yang baik, termasuk mengedepankan pengampunan dan kemaafan.
Pentingnya pengampunan
Banyak ayat Alquran dan hadis berbicara tentang pentingnya pengampunan dan toleransi, serta kelebihannya, antara lain: Pertama, menyingkirkan permusuhan dan kebencian, dan menanamkan cinta di hati manusia. Di sini, kita mengingat firman Allah Swt, “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat: 34).
