Breaking News

Pengangguran Massal Hingga Perang, Prediksi Menakutkan Para Ahli Terkait Kecerdasan Buatan

AI adalah kata kunci di dunia bisnis dan media, tetapi juga memiliki efek yang nyata bagi industri, terutama sejumlah tenaga kerja manual.

Editor: Fatimah
Intisari online
Prediksi menakutkan AI 

SERAMBINEWS.COM - Ketika berpikir tentang kecerdasan buatan (AI), orang sering berpikir tentang adegan yang dilakukan oleh android pembunuh atau komputer.

Film-film hollywood seperti 'Blade Runner' dan 'The Terminator' telah menanamkan rasa takut pada pemikiran tentang AI bahwa pemrograman akan beralih pada manusia.

Industri yang menghasilkan lebih dari 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14.480 triliun) di tahun ini dan hampir 4 triliun dolar AS (Rp57.920 triliun) pada tahun 2022, tentu memiliki konsekuensi yang signifikan.

AI adalah kata kunci di dunia bisnis dan media, tetapi juga memiliki efek yang nyata bagi industri, terutama sejumlah tenaga kerja manual.

Baca: Tips Berhaji Bagi Penderita Diabetes, Jangan Lupa Selalu Sedia Permen dan Makanan Kecil

Baca: Kali Ini tak Ada Kejutan Bagi Irwandi

Ketika AI semakin berkembang pesat, beberapa khawatir bahwa implikasi sosial dan moral yang lebih luas dari teknologi tidak cukup mendapat perhatian.

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai potensi AI di masa depan:

1. Pengangguran massal

Ketakutan umum di kalangan analis dan pekerja adalah kemungkinan bahwa AI akan mengakibatkan pengangguran massal di tingkat global karena tenaga manusia banyak yang digantikan dengan otomasi mesin.

Namun, para pendukung AI mengatakan bahwa keberadaan teknologi akan mengarah pada penciptaan jenis pekerjaan baru.

Kebutuhan insinyur akan meningkat karena kecanggihan teknologi baru membutuhkan bakat yang tepat untuk mengembangkannya.

Firma riset, Gartner memprediksi bahwa AI akan menciptakan 2,3 juta pekerjaan dan menghilangkan 1,8 juta pekerjaan pada tahun 2020.

Baca: Minibus Harapan Indah Terguling di Gunung Rikit, Subulussalam, Sejumlah Penumpang Luka-luka

2. Perang

Munculnya 'robot pembunuh' dan penggunaan AI lainnya dalam militer membuat ahli khawatir bahwa perkembangan teknologi justru dapat menyebabkan perang.

Chief Executive Tesla, Elon Musk tahun lalu memperingatkan bahwa teknologi itu dapat mengakibatkan Perang Dunia III.

 
Beberapa analis dan juru kampanye berpendapat bahwa pengembangan senjata otonom mematikan dan penggunaan AI dalam pengambilan keputusan militer menimbulkan banyak dilema etika dan membuka kemungkinan perang AI meningkat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved