Kata Deputi BI Aceh, Negara dengan Transaksi Tunai Lebih Tinggi Miliki Tingkat Korupsi Lebih Buruk
Indonesia sebagai negara dengan budaya penggunaan uang tunai yang tergolong tinggi (di atas 60 persen)
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Besaran jumlah transaksi tunai di suatu negara dipercaya memiliki korelasi terhadap beberapa aspek atau kondisi di negara tersebut.
Indonesia sebagai negara dengan budaya penggunaan uang tunai yang tergolong tinggi (di atas 60 persen), masyarakatnya rentan terhadap risiko yang dapat ditimbulkan akibat bertransaksi secara tunai.
“Negara dengan jumlah transaksi tunainya tinggi, memiliki persepsi tingkat korupsi lebih buruk (lebih tinggi) dibandingkan dengan negara yang transaksi tunainya rendah, dan sebaliknya,” kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh, Teuku Munandar ketika menyampaikan sambutan dalam acara edukasi penyaluran bantuan sosial non tunai di Aula Arena Motel Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa (14/8/2018).
Baca: Data Bantuan Pangan Non Tunai di Abdya Rawan Protes, Ini Penyebabnya
Kegiatan edukasi bansos nontunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), diikuti 80 peserta dibuka Bupati Abdya diwakili Asisten Administrasi, Drs Yafrizal.
Teuku Munandar mengatakan sebagai negara dengan budaya penggunaan uang tunai yang tergolong tinggi atau di atas 60 persen, masyarakat Indonesia rentan terhadap risiko yang dapat ditimbulkan akibat bertransaksi secara tunai.
Baca: Ini Tujuan Istri Najib Minta Polisi Malaysia tak Bocorkan Data Tas Mewah, Perhiasan dan Uang Tunai
Selain Indonesia, negara dengan budaya penggunaan uang tunai di atas 60 persen adalah India, Bulgaria da Rusia.
Teuku Munandar lebih lanjut mengatakan hal yang sama juga berlaku pada korelasi antara penggunaan tunai dan kemudahan berbisnis di suatu negara.
Tingginya pengunaan uang tunai di suatu negara, menempatkan negara tersebut pada peringkat yang rendah dalam hal kemudahan berbisnis.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh itu mengatakan masih tingginya transaksi tunai di Indonesia, sementara tren perkembangan dunia semakin mengarah kepada transaksi nontunai.
Baca: Bank Mandiri Sosialisasi Transaksi Non-Tunai
BI sebagai otoritas sistem pembayaran di Indonesia melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penggunaan instrumen non tunai dalam transaksi ekonomi masyarakat.
Ditambahkan bahwa perkembangan ekonomi digital di Indonesia didukung dengan besarnya pengguna smartphone dan internet.
Dalam acara edukasi tersebut, Teuku Munandar memaparkan sejumlah manfaat yang diperoleh dalam bertransaksi secara nontunai atau digital. (*)