Kupi Beungoh
Inspirasi dari Nasrul Haidi, Alumnus Jeumala Amal yang Jadi Dokter Spesialis Bedah di Aceh
Menuju semester lima kuliah di Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, kami kawan-kawannya nyaris tak percaya, rupanya ia melawan takdirnya.
Oleh: Mukhlisuddin Ilyas *)
SENIN (3/9/2018), seorang kawan di asrama Dayah Jeumala Amal Lueng Putu, Pidie Jaya, periode 1997-2008, telah menjadi dokter spesialis bedah.
Saya tidak bangga dengan capaiannya.
Tapi saya belajar darinya tentang sebuah proses mencapai cita-citanya.
Tak pernah mau kalah dengan situasi, apalagi takdir, terus mencoba dan mencoba sampai tujuannya berhasil.
Itulah dia Nasrul Haidi: dokter spesialis bedah baru dari Aceh.
Saya satu kelas dengannya di Dayah Jeumala Amal, juga satu asrama tidur.
Namun ada membedakan kami, yaitu dalam hal olah raga.
Dia hobi basket, sedangkan saya hobi sepak bola.
Suatu waktu, karena hobi sepak bola, ketika kelas 2, sendi tangan kiri saya lepas sehingga harus masuk 'perawatan' dukun patah di Kecamatam Geulumpang Tiga, Pidie, selama 12 hari.
Tahun 2000, setelah keluar dari asrama Jeumala Amal, kami sama-sama ke Banda Aceh.
Nasrul Haidi ngekos di seputaran Lampriek, satu kamar dengan Manzar Helmi.
Manzar kuliah di keperawatan, namun sekarang malah sukses menjadi pengusaha.
Melalui bendera Pulsa Nanggroe yang beralamat di Simpang Surabaya Banda Aceh, Manzar telah merambak berbagai sektor usaha.
(Belajar Dari Profesor Syawal Gultom)
(Berminat Beli Mobil Baru Bulan Ini, Inilah Lis Harga Mobil Murah per September 2018)
Sementara saya dan kawan-kawan lain seperti Zaini Fadli, Safriadi Syahbuddin, Nazaruddin, Mahdi, Chairul Munadi, dan lainnya, memilih ngekos Darusaalam.