Curhat Warga Korban Gempa Sarahmnane Pidie Jaya, Rumah Bantuan Akankan Tinggal Angan-angan?
Sudah lebih sebulan sejak dipasangnya kerangka baja, rumah tersebut masih terbengkalai, ditelantarkan pekerja.
Penulis: Abdullah Gani | Editor: Zaenal
Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Sejumlah warga korban gempa Gampong Sarahmane Kecamatan Meurahdua, Pidie Jaya mulai khawatir dan was-was dengan nasib tempat tinggal mereka.
Pasalnya, rumah bantuan yang sudah hampir rampung dibangun kini dibiarkan terbengkalai.
Para korban yang sudah sekian lama mengidamkan kembali bisa tidur di rumah seperti sebelum bencana, kini sepertinya hanya angan-angan belaka.
Betapa tidak, sudah lebih sebulan sejak dipasangnya kerangka baja, rumah tersebut masih terbengkalai, ditelantarkan pekerja.
Malah ada yang setelah diplaster ditinggalkan begitu saja, sehingga muncul istilah dalam masyarakat “ujeun rah uroue tot” (disirami hujan dan disinari matahari-red).
(Pembangunan 51 Rumah Korban Gempa di Pijay Terhambat, Ini Penjelasan Warga dan Konsultan)
Informasi dihimpun Serambinews.com dari warga, kondisi ini terjadi karena setelah penarikan uang tahap kedua dan membelanjakan barang, rumah dimaksud tidak langsung dilanjutkan.
“Tukang atau pekerja beralih ke gampong lain untuk membangunan rumah bantuan serupa,” kata Tgk Azhari yang dibenarkan Mahdini, serta delapan warga korban gempa calon penerima rumah bantuan di Gampong Sarahmane kepada Serambinews.com, Selasa (2/10/2018).
Di hadapan keuchik dan bendahara Pokmas, Tgk Azhari dan Mahdini mengaku tak habis pikir dengan kondisi demikian.
Pembangunan rumah dinilai sangat lamban.
Uang tahap kedua sudah ditarik dari bank dan sudah dibelanjakan barang, namun rumah dibiarkan begitu saja.
“Rumah saya yang hanya baru selesai diplaster sudah lebih sebulan ditelantarkan,” kata Tgk Azhari dengan nada sedih.
(CPNS 2018 - Setelah Cetak Kartu, Ini Swafoto yang Harus Kamu Perhatikan Syaratnya)
Azhar berharap dinas terkait sesekali memantau kondisi yang terjadi di desanya.
Keluhan lambannya proses perampungan rumah dibenarkan Keuchik Sarahmane, Khairuddin.
Namun, Khairuddin mengatakan pihaknya tak memiliki wewenang dalam persoalan rumah bantuan gempa.