Mualem Teken Kerja Sama dengan Pengusaha India, Port Blair - Andaman Menjadi Hub Dagang Aceh
Kerja sama bisnis dan perdagangan ini, juga akan memberikan dampak dan manfaat bagi para nelayan Aceh...
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, PORT-BLAIR - Andaman menjadi hub bisnis dan dagang Aceh ke India daratan.
Hal tersebut disampaikan oleh Juanda Djamal, Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh saat penandatanganan kesepakatan kerja sama bisnis dan perdagangan antara Kadin Aceh dengan The Andaman Chambers of Commerce and Industry (ACCI) di Port Blair, India, Kamis (29/11/2018).
Anggota delegasi dari Aceh, Jamaluddin, dalam siaran pers kepada Serambinews.com mengatakan, penandatanganan naskah kesepakatan kerja sama bisnis dan perdagangan ini dilakukan oleh H Muzakkir Manaf, selaku Ketua KADIN Aceh, dengan Shri Giris Arora, Ketua The Andaman chamber of Commerce and Industry.
“Kerja sama ini difasilitasi oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan analisis kebijakan dan kerjasama Asia-Pasifik dan Afrika (BP2KP), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia,” kata Jamaluddin.
Baca: Kisah Jamaluddin, Eks Tentara GAM yang Sukses Bergerilya di Kampus, Kini Bergelar Magister
Penandatanganan kerja sama ini disaksikan oleh Dubes Indonesia untuk India, Sidharta R Suryodipuro, Kepala BP2KP Dr Arifi Saiman, Sekretaris Daerah Port Blair, Sri Chetan B Sanghi, serta seluruh delegasi dari Aceh, Jakarta, dan pengusaha India.
Dalam paparannya, Juanda Djamal menjelaskan, kerja sama ini adalah strategis dalam rangka membuka peluang bisnis dan dagang Aceh ke dunia internasional.
Apalagi sejarah membuktikan kemajuan Aceh pada abad 16 sampai dengan abad 18 adalah karena kuatnya perdagangan Aceh.
“Nantinya, Aceh dapat mengekspor produk dagangnya ke Port-Blair dan selanjutnya dihubungkan ke Chennai, yaitu India daratan. Peluangnya besar, karena penduduk India mencapai 1,3 miliar jiwa, di mana 14.2 persen adalah muslim,” kata Juanda.
Menurut dia, Pemerintah India telah membuka dan memfokuskan pembangunan kepulauan Andaman.
Baca: Kisah Suku Sentinel di Pulau Andaman, Bunuh Siapapun yang Mendarat, Hanya Pria Ini Berhasil Selamat
Baca: 5 Fakta Suku Sentinel di Kepulauan Andaman, Suku Paling Berbahaya yang Tak Jauh dari Indonesia
Ada sejumlah kebutuhan untuk menyukseskan program tersebut, antara lain material konstruksi, pangan, perikanan, dan pariwisata.
“Semua kebutuhan tersebut adalah peluang bagi pengusaha Aceh untuk terlibat, karena jarak antara Aceh dengan Andaman sangat dekat,” ungkap Juanda Djamal.
Ia menambahkan, kerja sama ini menjadi peluang untuk membangun rantai produksi pertanian, dan dapat berdampak langsung bagi petani.
Karena perdagangan ini membuka peluang terhadap terbangunnya jaminan pasar atas hasil pangan, buah-buahan, dan sayuran.
Kerja sama bisnis dan perdagangan ini, lanjut Juanda, juga akan memberikan dampak bagi para nelayan Aceh ke depan, terutama yang mencari ikan di perairan dekat perbatasan Andaman-Nicobar.
“Setidaknya jika ada permasalahan yang dihadapi oleh nelayan Aceh maka mudah bagi Pemerintah Aceh untuk mengadvokasinya,” kata Juanda Djamal.
Baca: Andaman Disangka Sabang
Baca: Lagi, Pelaut Aceh Hanyut ke Andaman
Baca: Nelayan Sabang Hanyut ke Andaman
Menutup presentasinya, Juanda Djalam menegaskan, kerja sama bisnis dan dagang ini sangat bermanfaat untuk membuka kembali perdagangan Aceh ke masyarakat internasional.
“Maka kami sangat serius dan berkomitmen. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenlu Republik Indonesia yang telah memfasilitasi terjalinnya hubungan dagang antara Kadin Aceh dengan ACCI India,” kata Juanda Djamal.