Masa Kerja Tinggal 13 Hari, Begini Kondisi Jembatan Seruway, Butuh Keajaiban untuk Selesai
Sejak Indonesia merdeka, masyarakat di beberapa kampung di kedua kecamatan itu masih menggunakan perahu atau getek untuk kebutuhan tranportasinya.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Satu jembatan rangka baja yang menghubungkan Kecamatan Seruway dengan Kecamatan Bendahara di Aceh Tamiang, terancam tidak akan pernah selesai.
Sebabnya, kontrak kerja pelaksanaan proyek pembangunan jembatan ini hanya tersisa 13 hari lalu, sedangkan kedua bagian rangka jembatan belum terhubung.
Sementara itu, anggaran untuk jembatan ini tidak tersedia lagi dalam APBA 2019, karena dianggap sudah selesai di tahun 2018.
Kekhawatiran terhadap tidak selesainya jembatan ini diungkap Wakil Ketua Komisi IV DPRA, Asrizal H Asnawi melalui pesan tertulis kepada Serambinews.com, setelah meninjau proyek pembangunan jembatan tersebut, Minggu (9/12/2018).
Asrizal menceritakan panjang lebar tentang perjuangan panjang masyarakat Seruway dan Bendahara dalam memperjuangkan jembatan itu.
Baca: Kasus Pembakaran Mapolsek Bendahara Aceh Tamiang, 6 Polisi Termasuk Mantan Kapolsek Diperiksa
Baca: Soal Meninggalnya Tahanan dan Kerusuhan di Mapolsek Bendahara, Ini Penegasan Kapolda Aceh
Menurutnya, sejak Indonesia merdeka, masyarakat di beberapa kampung di kedua kecamatan itu masih menggunakan perahu atau getek untuk kebutuhan tranportasinya.
Hingga pada tahun 2011 dimulailah pembangunan jembatan itu dengan anggaran awal Rp 4 miliar.
Anggaran sebesar itu hanya mampu menyelesaikan kepala jembatan sebelah di Kecamatan Seruway, tepatnya di Desa Tangse Lama.
Namun, karena terjadi pergantian pemimpin daerah, legislatif dan eksekutif, proyek ini sempat berhenti karena tidak ada anggaran. Sehingga bangunan kepala jembatan ditumbuhi semak belukar.
Baca: Serba-serbi Tokek, Harganya Selangit Meski Khasiatnya Diragukan
Baca: Diwarnai Tembakan, Polres Aceh Barat Tangkap Napi yang Kabur dari LP Banda Aceh
Hingga kemudian pada tahun 2016, Asrizal yang sudah dua tahun menjadi anggota DPRA, menggelar reses dan mengajak seluruh datok (kepala desa) dari dua kecamatan, serta unsur muspika kedua kecamatan itu untuk memperjuangkan kembali pembangunan jembatan itu.
Perjuangan itu membuahkan hasil dengan tersedianya anggaran sebesar Rp 20 miliar dalam APBA 2017.
Baca: Sekelompok Pemuda Cetuskan Gerakan Berbagai Nasi untuk Kaum Dhuafa di Aceh Tamiang
Baca: Anggota DPRA Asrizal H Asnawi Minta Pemerintah Aceh Beri Apresiasi untuk Pendamping Desa Terbaik
Selanjutnya, pada APBA 2018 yang berbentuk Peraturan Gubernur (Pergub), kembali dialokasikan anggaran sebesar Rp 23 miliar.
Dana sebesar itu dialokasikan untuk lanjutan pembangunannya dan fungsional di akhir tahun 2018.
“Sepertinya untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Hari ini kondisi pembangunan jembatan seperti terlihat pada gambar, masih ada dua bagian rangka jembatan belum terhubung, sementara sisa waktu pelaksanaan hanya tersisa 13 hari lagi sejak hari ini, dan dapat dipastikan jembatan ini gagal selesai pada waktunya,” ungkap Asrizal.
Pun demikian, Asrizal tetap berharap ada keajaiban agar jembatan ini tetap selesai dan dimanfaatkan pada Januari 2019.